Luar Negeri

TikTok Akan Pindahkan Kantor ke Luar Amerika Serikat, Dicurigai Jadi Alat Mata-mata Pemerintah China

Pemerintah Inggris Raya mengatakan perpindahan lokasi markas TikTok merupakan keputusan perusahaan tersebut.

Editor: Zaenal
REUTERS/Andrew Kelly via ANTARA
Logo TikTok dipasang pada layar di atas Times Square di Kota New York, Amerika Serikat, Jumat (6/3/2020). 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - ByteDance sedang mempertimbangkan untuk memindahkan lokasi kantor TikTok demi posisi mereka sebagai perusahaan global.

"ByteDance berkomitmen menjadi perusahaan global. Menyikapi situasi saat ini, ByteDance sudah mengevaluasi kemungkinan mendirikan markas TikTok di luar Amerika Serikat, supaya bisa melayani pengguna global kami lebih baik lagi," kata juru bicara ByteDance, dikutip dari Reuters, Selasa (4/8/2020).

Koran Inggris Raya, Sun, menuliskan TikTok akan membangun kantor di ibu kota London.

Pemerintah Inggris Raya mengatakan perpindahan lokasi markas TikTok merupakan keputusan perusahaan tersebut.

"Ini merupakan keputusan komersial dan saya tidak tahu apakah sudah ada keputusan yang diambil," kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson.

Setelah India, Donald Trump Akan Blokir TikTok di Amerika Serikat

Meski Kian Populer, Larangan Terhadap Penggunaan TikTok Juga Semakin Meluas

Rencana TikTok ini bersamaan dengan konflik mereka dengan Amerika Serikat, yang mencurigai aplikasi media sosial itu digunakan sebagai alat mata-mata oleh pemerintah China, yang dibantah TikTok.

Inggris Raya belakangan ini memihak Amerika Serikat, bulan lalu mereka mengumumkan akan melarang Huawei dari jaringan 5G mereka mulai 2027.

Kabar Gembira, Gaji Ke-13 PNS dan TNI-Polri Cair Pekan Depan

Akan Dilarang

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan bahwa AS tengah mempertimbangkan melarang aplikasi media sosial China termasuk TikTok beroperasi di negaranya.

"Saya tidak ingin mendahului presiden, tetapi itu sesuatu yang kita lihat," ujar Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Fox News seperti dilansir Reuters, Selasa (7/7/2020).

Anggota parlemen AS telah meningkatkan kekhawatiran keamanan nasional atas penanganan data pengguna TikTok, menyatakan bahwa mereka khawatir tentang undang-undang Tiongkok yang mewajibkan perusahaan domestik untuk mendukung dan bekerja sama dengan pekerjaan intelijen yang dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Aplikasi ini, yang tidak tersedia di China, telah berusaha untuk menjauhkan diri dari akar bahasa China untuk menarik perhatian khalayak global dan telah menekankan kemandiriannya dari China.

Pernyataan Pompeo juga datang di tengah meningkatnya ketegangan AS-China terkait penanganan wabah virus corona dan tindakan China di Hong Kong dan perang dagang hampir dua tahun.

TikTok, aplikasi video pendek yang dimiliki ByteDance yang berbasis di China, baru-baru ini dilarang di India bersama dengan 58 aplikasi China lainnya setelah bentrokan perbatasan antara India dan China.

Remaja India Buat Aplikasi Dodo Drop Setelah Dilarang Aplikasi China, Bisa Tanpa Internet

Inilah 18 Negara yang Kisruh Soal Sengketa Wilayah dengan China, Termasuk Indonesia, Rusia dan Korut

Tidak Disimpan di China

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved