Luar Negeri
Lebanon Pernah Berteriak Minta Bantuan Internasional, Usai Bencana, Baru Bantuan Berdatangan
Perdana Menteri Lebanon memohon bantuan internasional setelah ledakan gudang bahan kimia menghancurkan Beirut. Tanpa perlu menunggu lama
SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Perdana Menteri Lebanon memohon bantuan internasional setelah ledakan gudang bahan kimia menghancurkan Beirut.
Tanpa perlu menunggu lama, bantuan dan janji bantuan terus mengalir ke negeri yang gagal bayar utang dan perekonomian ambruk.
Pemerintah Lebanon telah ratusan kali melayangkan bantuan ke berbagai lembaga keuangan dunia untuk mengakhiri krisis negaranya ditolak mentah-mentah.
Seperti IMF dan negara-negara kaya Arab.
Di tengah-tengah keputusasaannya, PM Lebanon Hassan Diab kembali berteriak keras dan akhirnya sejumlah negara besar dunia bersedia membantu.
"Apa yang terjadi ini tidak akan berlalu tanpa akuntabilitas," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini akan membayar harganya," tambahnya.
Dengan negara yang sudah terjebak dalam krisis ekonomi yang melumpuhkan dan memerangi Covid-19, Diab meminta bantuan internasional.
"Saya mengirimkan seruan mendesak ke semua negara yang bersahabat dan bersaudara dan mencintai Lebanon, untuk berdiri di sisinya membantu kami mengobati luka yang sangat dalam ini," katanya, seperti dilansir ArabNews, Kamis (6/8/2020).
Ledakan terjadi di sebuah gudang di pelabuhan kota tak lama setelah pukul 6 sore
Kepala keamanan internal Lebanon, Abbas Ibrahim mengatakan ledakan terjadi di pelabuhan yang menyimpan bahan-bahan mudah meledak yang telah disita dan disimpan di sana selama bertahun-tahun.
Diab mengatakan, gudang berbahaya itu sudah ada sejak 2014.
Bahkan di kota dengan sejarah konflik, skala ledakan belum pernah terjadi sebelumnya.
Ledakan itu begitu kuat hingga terasa di Siprus, berjarak 200 km.
Video menunjukkan ledakan dan kebakaran awal, diikuti oleh ledakan besar dan gelombang kejut yang menyebar ke seluruh bangunan kota.