Luar Negeri

Lebanon Pernah Berteriak Minta Bantuan Internasional, Usai Bencana, Baru Bantuan Berdatangan

Perdana Menteri Lebanon memohon bantuan internasional setelah ledakan gudang bahan kimia menghancurkan Beirut. Tanpa perlu menunggu lama

Editor: M Nur Pakar
AFP/Bertrand GUAY / POOL
Pasukan Keamanan Sipil Perancis bersiap diberangkatan dengan pesawat Airbus A330 bersamaan bantuan peralatan medis untuk Lebanon di bandara Roissy, Paris, Perancis, Rabu (5/8/2020). 

Tetapi, tawaran bantuan mengalir dari negara-negara Arab dan teman-teman Lebanon.

Pejabat Palang Merah Lebanon Georges Kettaneh mengatakan korban cedera dibawa ke rumah sakit di luar ibu kota karena fasilitas di sana penuh.

Ketika spekulasi meningkat atas apa yang menyebabkan ledakan, seorang pejabat Israel mengatakan negaranya, yang telah berperang beberapa kali dengan Lebanon, tidak ada hubungannya dengan ledakan tersebut.

Ledakan itu terjadi hanya beberapa hari sebelum pengadilan PBB akan menjatuhkan putusan terhadap empat pria yang dituduh membunuh mantan perdana menteri Rafik Hariri.

Termasuk 21 orang lainnya dalam pemboman tahun 2005 yang mengguncang wilayah tersebut.

Para tersangka adalah anggota Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran yang telah meningkatkan perannya dalam pemerintahan serta konflik di seluruh wilayah.

Putra Rafik Saad, juga mantan perdana menteri, mengatakan ledakan itu membuat Beirut menangis.

"Setiap orang dipanggil untuk menyelamatkan (negara) dan (memberikan) solidaritas dengan rakyat kami," katanya.
"Besarnya kerugian terlalu besar untuk dijelaskan," katanya.

Di seluruh Lebanon dan di antara diaspora yang tersebar luas di negara itu, orang Lebanon sangat terkejut dengan tragedi terbaru yang menimpa tanah air mereka.

Banyak yang bergegas menghubungi kerabat dan teman.

Musisi Lebanon Jad Choueiri mengatakan adegan di dekat rumahnya di lingkungan Achrafieh "tampak seperti kiamat."

Dia memposting gambar jendela apartemennya yang meledak di ruang tamunya.

“Saya bisa saja mati,” katanya.

“Darah ada di mana-mana di jalanan," tambahnya.

Jurnalis Lebanon, Rima Maktabi dengan penuh air mata menggambarkan kerusakan di rumahnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved