Citizen Reporter

Menyeruput Kopi Liberika, Si Biji Hitam Khas Tangse

Kopi liberika ini memiliki aftertaste, atau rasa tertinggal di mulut usai mencicipinya dan cenderung lebih bersih.

Editor: Zaenal
KOLASE SERAMBINEWS.COM/Handover Taufik Ar-Rifai
Menikmati kopi liberika Tangse. 

“Madu ini juga berasal dari hutan Tangse. Ini kita beli langsung dari warga disini,” kata Edy Azhari pada awal Agustus 2020 lalu.

Edy menjelaskan, Kecamatan Tangse  kaya akan varian kopi dari jenis kopi.

Mulai dari robusta, arabica, hingga liberika.

Nah Ini Dia, Warung Kopi Jadi Sekolah, Membangun Aceh Tamiang Lebih Maju Lagi

Aceh Tengah Tambah Tiga Gudang, untuk Sistem Resi Gudang Komoditi Kopi Arabika

Umumnya, tanaman kopi tersebut merupakan jejak peninggalan masa kolonial Belanda saat melakukan ekspansi di Tanah Rencong.

“Sebenarnya Tangse ini awalnya juga salah satu sentral pengasil kopi robusta. Bahkan kopi arabica juga tumbuh di gunung Halimon dengan ketinggian 900 hingga 1.000 mdpl,” ujar Edi Azhari.

Namun  produksi kopi di Tangse mulai menurun sejak tahun 1997.

Pasalnya, para petani mulai menggantikan dengan tanaman kakao. Ini dikarenakan harga kakao di pasaran saat ini kian menggiurkan.

“Padahal, kakao itu tidak dapat hidup di daerah ketinggian dan berhawa dingin seperti di Tangse. Maka sebab itulah kita selaku putra daerah Kembali mengkampanyekan kembali Tangse sebagai sentral penghasil kopi selain  di Tanoh Gayo,” tambah Edy Azhari.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved