Berita Aceh Tamiang
Bupati Mursil, Warung Kopi dan Jam Malam di Aceh Tamiang, Ini Ceritanya
“Tidak juga, saya ini pengopi. Tapi karena selama ini beban kerja cukup tinggi, belum sempat saja singgah ke warkop,” sanggah Mursil,
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nur Nihayati
Orang nomor satu di Aceh Tamiang inil mengaku sangat berhati-hati mengambil kebijakan terkait meningkatnya kasus Covid-19 di daerahnya.
Dia tidak ingin kebijakan memutus mata rantai virus asal Cina ini justru menimbulkan dampak lain yang juga merugikan masyarakat.
“Perang terhadap Corona itu sudah kesepakatan bersama dan harus terus dilakukan. Intinya protokol kesehatan harus ditegakan,” katanya.
Sejauh ini dia tidak pernah berpikiran kembali menerapkan jam malam yang pernah dilakukan di awal-awal Covid-19 menyerbu Aceh.
“Saya paling tidak setuju dengan jam malam. Itu merupakan kebijakan paling berat karena akan membuat ekonomi mati, masyarkat semakin susah,” sambungnya.
Makanya dalam setiap berkunjung ke warung, ia mengingatkan agar pedagang kembali mengetatkan protokol kesehatan dengan menyediakan pencuci tangan di depan warung, menjaga jarak dan menganjurkan sebaiknya makanan dibungkus untuk dibawa pulang.
“Seiring belum beredarnya vaksin Corona, penerapan protokol kesehatan menjadi satu-satunya cara paling ampuh menangkal penularan virus ini. Semoga Allah SWT menghilangkan virus ini secepatnya,” harap Mursil. (*)