Harga Kopi belum Membaik
Harga kopi arabika Gayo sejak beberapa bulan terakhir belum juga membaik, seiring masih adanya wabah virus corona (Covid-19)
“Solusinya, adalah SRG. Makanya, kemarin kami percepat ada 13 izin penggunaan gudang untuk cold storage. Belum lagi rumput laut. Nah, mudah-mudahan dengan adanya penambahan gudang untuk SRG bisa menjaga kopi arabika Gayo,” imbuhnya
Sementara itu, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Aceh, Armia menyebutkan, permintaan pasar kopi anjlok khususnya di negara-negara importir sehingga pengiriman kopi masih banyak yang tertunda.
“Sampai sekarang, di negara importir seperti Amerika, banyak roaster maupun café yang tutup karena pandemi Covid-19. Makanya proses ekspor kopi belum juga stabil sampai sekarang. Diperkirakan hanya sekitar 30 persennya, hasil produksi kopi yang bisa dikirim,” jelasnya.
Sebagai contoh, kata Armia, sebagian stok kopi yang semestinya dikirim pada bulan Juni, Juli dan Agustus, ditunda kirim pada bulan Desember 2020 mendatang. Alhasil, kopi arabika yang tertuda pengirimannya itu, tersimpan di gudang-gudang eksportir. “Pengiriman tetap berjalan, tapi persentasenya sangat kecil,” ungkapnya.
Menurut Armia, bila kondisi pandemi tidak juga kunjung reda, maka dikhawatirkan pada saat panen kopi di bulan Oktober, Nopember dan Desember, stok kopi arabika Gayo akan bertambah menumpuk karena yang sebelumnya juga belum bisa terkirim semua.
“Memang di bulan September ini, belum menjadi masalah dan masih tenang-tenag saja karena barang masih belum ada. Kita khawatir, saat panen berikutnya kondisi belum membaik, ekspor kopi terbatas sehingga akan menimbulkan dampak yang lebih besar,” ujarnya.
Diperkirakan, ekspor kopi arabika Gayo, berkisar antara 5 ribu hingga 6 ribu ton perbulan, tetapi ketika virus coran melanda, hanya sekitar 30 persennya yang bisa di ekspor, sedangkan sisanya masih ditunda pengiriman. “Sampai sekarang belum juga normal. Kita juga tidak bisa pastikan, kapan wabah corona ini, berakhir,” ujarnya.(my)