Tulisan Inspiratif

Ustaz Masrul Aidi, Menyoal Keanehan Pemimpin Negeri di Tengah Pandemi

"Wahai akal sehat kembalilah ke Indonesia, bila tidak pergilah selamanya. Karena saudara kami yang gangguan jiwa, sampai hari ini baik-baik saja."

Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
Masrul Aidi/FB
H. Masrul Aidi, Lc 

Bukan pula kami curiga kepada paramedis yang mati-matian sampai dengan mati benaran berjibaku menyelamatkan pasien corona, karena kami sangat yakin tak ada kontraktor yang sukarela terima proyek membersihkan gigi buaya, kecuali buaya darat.

Kami hanya tak percaya dengan kebijakan pemimpin negeri ini dalam menghadapi pandemi.

Bayangkan...

Saat virus ini dimulai dari Cina, sampai hari ini "bangsatwan" dari negeri tersebut bebas keluar masuk, bahkan diberi fasilitas istimewa.

Ketika semua negara menutup pelabuhan dan bandara, pemimpin negeri ini malah sibuk promosi pariwisata.

Saat negara lain fokus menyelamatkan nyawa, pemerintah republik ini sibuk menyelamatkan devisa.

WHO telah umumkan antivirusnya belum ada, seharusnya antibodi menjadi tumpuan. Tapi pemerintah secara sistematis menggerus imunitas tubuh dengan pemberitaan korban corona terus menerus. 

Seharusnya ruang ibadah, ruang belajar, ruang kerja, dan ruang sosial menjadi tempat mengecas imun, tapi semua ditutup agar kita fokus menahan serangan virus tanpa tameng tanpa senjata.

Refocusing anggaran di mana-mana, pegawai yang seharusnya kerja, sekarang hanya melamun saja. Proyek yang menyerap tenaga kerja terhenti dan ekonomi pun merana.

Rakyat disubsidi dengan dana desa, warga menumpuk menanti jatahnya.

Kenapa tidak dibuka lahan tani, kebun dan ternak seluas-luasnya, agar masyarakat bisa beraktivitas dan melupakan corona.

Pastikan hasil usaha mereka diserap pasar, atau dibeli oleh pemerintah dengan anggaran corona walaupun untuk "dibuang" semua.

Sekurang-kurangnya, badan mereka sehat karena keringat mengucur, jiwa mereka kuat karena ada harapan yang menggiur.

Biarkan mereka tetap belajar agar masa depan mereka makmur, aktifkan ruang-ruang sosial agar mereka terhibur, dorong mereka beribadat, Kalaupun mati karena corona minimal selamat di dalam kubur.

Kawan-kawan paramedis, kuatlah... kami tidak melawan Anda, kami hanya melawan kebijakan yang salah kaprah, yang setiap hari terus berubah, bukan hanya kebijakan, bahkan termasuk istilah.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved