Luar Negeri
Satu Keluarga di Palestina Tinggal di Gua, Ini Pun Akan Dihancurkan oleh Pasukan Zionis Israel
Bangunan yang terbuat dari pintu kayu itupun sudah diminta oleh otoritas Israel untuk dilakukan pembongkaran.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Amarneh, yang memiliki keterampilan tukang bangunan, menutup pintu masuk gua dengan dinding batu dan memasang pintu kayu di tengahnya.
Dia membuat dapur, ruang tamu, dan area tidur untuk dirinya sendiri, istrinya yang sedang hamil, dan putri kecil mereka.
Bahkan ia menyiapkan ruangan khusus jika ada tamu yang menginap di guanya.
Dia mengatakan kepada AFP bahwa dia telah tinggal di sana selama satu setengah tahun.
Namun, ia menerima pemberitahuan pembongkaran dari otoritas Israel pada Juli 2020, bersama dengan 20 keluarga Palestina lainnya di Farasin.
Cabang militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil di Tepi Barat, COGAT, mengatakan kepada AFP bahwa pemberitahuan pembongkaran diberikan ke beberapa tempat tinggal Farasin karena struktur yang dibangun secara ilegal, tanpa izin dan persetujuan yang diperlukan.
• Perusahaan Perhiasan Israel Produksi Masker Termahal di Dunia, Berbahan Emas dan Bertabur Berlian
Amarneh mengatakan kepada AFP bahwa dia terkejut mengetahui bahwa dia telah membangun sesuatu secara ilegal.
"Aku tidak membuat gua itu. Gua itu sudah ada sejak jaman dahulu," katanya sambil menggendong putrinya yang masih kecil".
"Saya tidak mengerti bagaimana mereka mencegah saya untuk tinggal di dalam gua. Hewan hidup di dalam gua dan tidak diusir".
"Jadi, biarkan mereka memperlakukan saya seperti binatang dan biarkan saya tinggal di dalam gua," katanya.
Leluhur dikuburkan di sini
Penduduk Arab mendirikan Desa Farasin pada 1920, kata kepala dewan lokal, Mahmud Ahmad Nasser.
Desa itu ditinggalkan selama Perang Enam Hari 1967, dimana tahun pendudukan Israel di Tepi Barat dimulai.
• Demi Temani Ibunya Dirawat Karena Covid-19, Pemuda Palestina Ini Panjat Tembok RS Tiap Hari
• Kejam! Tentara Israel Hancurkan Pos Pemeriksaan Covid-19 di Palestina, Satu Korban Terluka
Namun sejak 1980-an, warga Desa Farasin mulai kembali ke wilayahnya itu.
Nasser menyebutkan populasinya saat ini sekitar 200 warga.