Breaking News

Luar Negeri

UNICEF Bangun Kota AS Lebih Ramah Terhadap Anak-anak

Badan Anak-anak PBB UNICEF mulai memfokuskan perkembangan anak-anak di Amerika Serikat (AS). UNICEF telah mendukung pekerjaan global, sebagian besar m

Editor: M Nur Pakar
AP
Direktur UNICEF AS, Michael Nyenhuis 

Membantu menyatukan kembali anak-anak dengan keluarga mereka dan menyediakan peralatan sekolah.

Baru-baru ini, UNICEF dan UNICEF USA bekerja dengan lembaga non-pemerintah yang berbasis di AS untuk membantu anak-anak migran di sisi perbatasan AS dengan Meksiko.

Pekerjaan utama UNICEF USA selama bertahun-tahun untuk mempromosikan dan mengumpulkan dana untuk pekerjaan di negara lain, dan akan terus memberikan dukungan tersebut.

Nyenhuis mengatakan inisiatif baru ini akan menjadi program berkelanjutan pertama yang ditujukan untuk mendukung anak-anak Amerika di seluruh negeri.

Dia mengakui telah ada operasi sementara di wilayah tertentu AS.

Walikota Houston, Sylvester Turner tahun lalu menjadi Wali Kota AS pertama yang bergabung dengan Wali Kota lain dari seluruh dunia untuk menandatangani manifesto yang didukung UNICEF.

Mereka berjanji menjadikan kota lebih ramah untuk anak-anak.

Turner, dalam sebuah wawancara mengatakan sangat senang bisa terhubung dengan sekitar 3.500 kota di 40 negara yang merupakan bagian dari Prakarsa Kota Ramah Anak UNICEF.

“Dalam hal membangun praktik dan strategi terbaik untuk menciptakan kota yang lebih aman dan inklusif bagi anak-anak kita, ini adalah jaringan yang ideal,” katanya.

Dia mengungkapkan keprihatinan khusus tentang anak-anak dari Black, Latino dan keluarga minoritas lainnya.

“Komunitas warna-warni ini sudah berada di pinggiran, dan guncangan serta tekanan baru telah mendorong mereka lebih jauh,” katanya.

“Anak-anaklah yang harus menanggung beban dari semua ini," ujarnya.

UNICEF USA telah memilih beberapa anak muda untuk menjadi advokat pemuda nasional untuk Prakarsa Kota Ramah Anak.

Di antara mereka, Rimsha Sayed (19) yang sedang memasuki tahun keduanya di Universitas Houston dan berharap melanjutkan ke fakultas kedokteran.

Sayed juga berharap pemerintah kota mengembangkan program berbasis sekolah untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya perdagangan manusia.

Dia mengatakan, setelah tahun pertamanya di sekolah menengah, dia mengetahui bahwa Houston adalah pusat utama perdagangan manusia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved