Update Corona di Aceh Utara
Pasutri Aceh Utara Reaktif Covid-19, Ini Riwayat Perjalanannya
Disebutkan, dari hasil penelusuran petugas, pasutri itu ternyata memiliki riwayat perjalanan keluar daerah yaitu ke Medan.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Nur Nihayati
Disebutkan, dari hasil penelusuran petugas, pasutri itu ternyata memiliki riwayat perjalanan keluar daerah yaitu ke Medan.
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Pasangan suami istri asal Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara mulai Rabu (12/8/2020) harus dirawat di ruang isolasi RSU Cut Meutia Pemkab Aceh Utara setelah dipastikan reaktif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berdasarkan hasil rapid test.
Keduanya TB (62) dan CA (58) sebelumnya mendapat perawatan di RSU Bunga Melati Lhokseumawe. Kemudian keduanya dirujuk ke RSU Cut Meutia Aceh Utara untuk mendapat perawatan di ruang isolasi.
Keduanya sebelum mengeluh sesak dan demam. Ternyata setelah dirapid test ternyata reaktif covid-19.
“Namun, kondisinya sudah membaik setelah mendapat perawatan. Demam dan sesak sudah berkurang,” ujar Humas RSU Cut Meutia Aceh Utara Jalaluddin MKes kepada Serambinews.com.
Disebutkan, dari hasil penelusuran petugas, pasutri itu ternyata memiliki riwayat perjalanan keluar daerah yaitu ke Medan.
Namun, untuk memastikan, petugas sudah mengambil cairan sampel untuk dikirim ke Balitbangkes Banda Aceh.
• RSUD Nagan Raya Meniadakan Jam Besuk, Pasien Baru Masuk Wajib Jalani Rapid Test
• Hari Pertama KMB Tatap Muka di Langsa, Banyak Siswa belum Membawa Bekal Makanan
• Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin Temui Mendagri Tito Karnavian, Ini yang Dibahas
Karena itu pihaknya harus menunggu hasil swab tersebut sampai empat hari ke depan, karena kemungkinan harus mengantre. “Tadi kita ambil sampel dan sudah dikirim ke Banda Aceh,” ujar Jala.
Ditambahkan, pihaknya belum bisa membuka lab untuk pengujian sampel, karena masih dalam tahap perbaikan ruangan.
Karena jika membangun bangunan baru membutuhkan waktu yang lama. “Alatnya untuk pengujian sampelnya sudah ada, hanya persiapan ruangan saja,” katanya.
Selain itu, hingga kini pihaknya belum bisa mengadakan rapid test gratis kepada masyarakat, karena sudah tiga pekan alat tersebut kosong.
Padahal banyak sekali permintaan masyarakat selama ini, apalagi informasi dari warga pemeriksaan di perbatasan sudah diperketat lagi.
“Kami belum bisa memastikan ada stok alat rapid test tersebut, tapi kami sudah menyampaikan kepada dinas,” ujar Jalaluddin.(*)
