Berita Aceh Tamiang
Ruang Pinere RSUD Aceh Tamiang Masih Butuh Hefafilter dan APD
“Hefafilter ini sangat dibutuhkan agar udara di ruangan lebih segar dan terbebas dari bakteri,” kata Dedy kepada Serambinews.com, Kamis (13/8/2020).
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Saifullah
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALA SIMPANG - Direktur RSUD Aceh Tamiang, T Dedy Syah mengungkapkan, ruang rawat pinere yang sudah dioperasikan untuk merawat pasien Covid-19, masih membutuhkan dukungan sejumlah fasilitas.
Dia mengungkapkan, sebanyak 30 ruangan tersebut masih harus dilengkapi lagi dengan hefafilter dan alat perlindungan diri (APD) untuk tenaga medis yang bertugas.
“Hefafilter ini sangat dibutuhkan agar udara di ruangan lebih segar dan terbebas dari bakteri,” kata Dedy kepada Serambinews.com, Kamis (13/8/2020).
Kebutuhan APD, menurutnya, tidak kalah mendesak. Dia merincikan, RSUD Aceh Tamiang saat ini memiliki 14 poli rawat jalan dan 13 ruang rawat inap dengan jumlah tempat tidur 232 unit.
Sementara SDM yang dimiliki meliputi dokter spesialis 28 orang, dokter umum 26 orang, dokter gigi dua orang, dokter spesialis gigi satu orang, serta perawat dan bidan 521 orang. Semua tenaga kesehatan (nakes) itu, sebut dia, setiap harinya membutuhkan APD.
• HUT Ke-75 RI - Kisah Pilu Pak Min, Pejuang Kemerdekaan RI yang Masih Harus Berjuang untuk Hidupnya
• Aster Kasdam IM Periksa Persiapan Penutupan Kegiatan TNI di Langkahan Aceh Utara
• Di Aceh, Baru Tiga Daerah yang Realisasi Belanja APBK-nya di Atas Rata-Rata Nasional
Meski begitu, Dedy memastikan, kondisi ruangan yang sudah dilengkapi tempat tidur, kipas angin, dan toilet ini dirasa sudah sangat layak untuk menangani pasien yang membutuhkan observasi dan perawatan awal.
“Secara umum, ruang rawat pinere kita sudah sangat layak karena sudah memenuhi semua kriteria yang ditentukan Gubernur Aceh,” tukasnya.
Diketahui, RSUD Aceh Tamiang mulai mengaktifkan 30 ruangan untuk merawat pasien Covid-19, Kamis (13/8/2020).
Seluruh ruangan ini sebelumnya merupakan kamar VIP yang kini diubah menjadi ruang rawat pinere atau singkatan dari Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging.
Perubahan nama tersebut disertai dengan perubahan fasilitas, di antaranya AC yang diganti dengan kipas angin.
“Tujuan tidak diaktfikannya AC ini untuk membentuk tekanan negaif sesuai standar yang sudah ditentukan dalam menangani pasien Covid-19,” tukas Dedy.
• 40 Persen Pasien Covid-19 di Aceh Besar Adalah Tenaga Medis
• Mahasiswa dan Pemuda Aceh Gelar Dialog di Jakarta, Sambut 15 Tahun Aceh Damai
• GeRAK Apresiasi Plt Gubernur Karena Batalkan Kegiatan Tour Damai Aceh
Sementara itu, Sekdakab Aceh Tamiang, Basyaruddin ketika meresmikan Ruang Rawat Pinere RSUD Tamiang mengatakan, penyediaan ruang khusus karantina pasien Covid-19 itu sebagai langkah nyata pemerintah daerah dalam melindungi masyarakat dari ancaman virus asal Cina ini.
Usai meninjau sejumlah ruangan di RSUD Aceh Tamiang, Basyaruddin menilai, seluruh kamar sudah sangat layak digunakan. “Mungkin kalau ada kekurangan sedikit, seiring berjalan bisa dilengkapi,” ujarnya.(*)