Luar Negeri
Palestina Marah, Dunia Sambut Baik Pembukaan Hubungan Diplomatik UEA dengan Yahudi
Saat Palestina meluapkan kemarahannya ke Uni Emirat Arab (UEA), dunia menyambut baik pembukaan hubungan dengan Yahudi.
SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Saat Palestina meluapkan kemarahannya ke Uni Emirat Arab (UEA), dunia menyambut baik pembukaan hubungan dengan Yahudi.
Kesepakatan antara UEA dan Israel dinilai akan mengarah pada normalisasi hubungan disambut baik di Timur Tengah dan sekitarnya.
Presiden AS Donald Trump, yang membantu menengahi kesepakatan itu, memuji perjanjian itu sebagai terobosan besar.
“Terobosan BESAR hari ini! Perjanjian Perdamaian Bersejarah antara dua teman BESAR kami, Israel dan Uni Emirat Arab, ”tulis Trump di Twitter.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyambut baik perjanjian yang menggambarkannya sebagai kabar yang sangat baik.
"Keputusan UEA dan Israel untuk menormalisasi hubungan menjadi berita yang sangat bagus," kata Johnson di Twitter.
Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner mengatakan UEA menjadi salah satu sekutu terdekat AS di kawasan itu setelah kesepakatan dengan Israel, seperti dilansir ArabNews, Jumat (14/8/2020).
Kandidat Presiden dari Partai Demokrat AS Joe Biden juga memuji kesepakatan itu sebagai langkah bersejarah menuju Timur Tengah yang lebih stabil.
Tetapi, dia memperingatkan tidak akan mendukung pencaplokan permukiman Yahudi oleh Israel jika memenangkan Gedung Putih pada November 2020.
• Palestina Kecam UEA Buka Hubungan dengan Yahudi, Pengkhianatan Terhadap Perjuangan Rakyat Palestina
• Warga Palestina Demo Kantor Diplomatik Jerman, Tuntut Pembebasan Mahmoud Nawajaa dari Penjara Israel
• Pemuda Yahudi Lempar Bom Molotov ke Masjid di Hebrew, Dinding Dipenuhi Coretan Anti-Palestina
"Tawaran UEA untuk secara terbuka mengakui negara Israel adalah tindakan kenegarawanan yang disambut baik, berani, dan sangat dibutuhkan," kata mantan Joe Bedin dalam sebuah pernyataan.
"Aneksasi akan menjadi pukulan telak bagi tujuan perdamaian, itulah mengapa saya menentangnya sekarang dan akan menentangnya saat sebagai Presiden AS," ujar Joe Biden.
Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi memuji kesepakatan itu, dengan mengatakan akan menghentikan aneksasi Israel atas tanah Palestina.
"Saya membaca dengan penuh semangat dan apresiasi yang besar atas pernyataan bersama Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan Israel tentang penghentian aneksasi Israel atas tanah Palestina," kata El-Sisi dalam sebuah tweet,
Dia menambahkan ini akan membantu membawa perdamaian ke Timur Tengah.
Bahrain juga menyambut baik kesepakatan antara UEA dan Israel yang menghentikan rencana aneksasi Israel dan meningkatkan peluang perdamaian, kata kantor berita negara BNA.
Ayman Safadi, Menteri Luar Negeri dan ekspatriat Jordania mengatakan Israel harus memilih antara solusi adil dan komprehensif.
Khususnya mengakhiri pendudukan tanah Palestina atau kelanjutan konflik yang melanggar hak-hak rakyat Palestina.
Safadi mengatakan Israel harus memandang perjanjian itu sebagai insentif untuk mengakhiri pendudukan.
Juga menerima hak-hak Palestina atas kebebasan dan negara merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Jika itu dilaksanakan, akan menjadi langkah menuju perdamaian di kawasan itu.
Sebaliknya, jika tidak, dia memperingatkan konflik akan meningkat dan meningkatkan ancaman bagi keamanan seluruh Timur Tengah.
Dia menambahkan perdamaian yang adil dan komprehensif tidak akan tercapai saat pendudukan terus berlanjut terhadap Palestina.
Safadi menduga Israel akan tetap dengan kebijakan dan prosedur yang mengancam kedua negara, bahkan akan merusak fondasi yang mendasari proses perdamaian.
Menteri itu mengatakan Jordania akan terus bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai perdamaian Palestina-Israel, tambahnya.
Tetapi perdamaian apa pun tidak akan permanen kecuali diterima oleh semua orang.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres menyambut baik setiap inisiatif yang dapat mempromosikan perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Israel telah setuju untuk menangguhkan rencana mencaplok permukiman Yahudi dan wilayah lain di Tepi Barat yang diduduki.
Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair berkata:
“Ini adalah kesepakatan penting yang membutuhkan keberanian, imajinasi dan kepemimpinan."
"Ini juga mempertahankan kemungkinan solusi Dua Negara dengan menghentikan rencana aneksasi yang akan membuat solusi seperti itu hampir mustahil.:
“Dengan memperdalam hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, ini membantu menciptakan kondisi yang menawarkan prospek keamanan kepada Israel dan Palestina."
“Dan ini menunjukkan bagaimana garis pemisah modern di Timur Tengah bukanlah antara agama dan budaya yang berbeda."
"Tetapi antara mereka yang menginginkan hidup berdampingan secara damai melintasi batas-batas keyakinan dan budaya," kata Tony Blair.(*)