Luar Negeri
Awak Kapal Ocean Star 86 Asal Filipina Terdampar Berbulan-Bulan di Laut China, Minta Diselamatkan
"Kami telah menunggu di sini (kawasan China) selama enam bulan," kata salah satu awak kapal Anthony Medina kepada media setempat.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
"Kami telah menunggu di sini (kawasan China) selama enam bulan," kata salah satu awak kapal Anthony Medina kepada media setempat.
SERAMBINEWS.COM - Sebelas pelaut Filipina yang berada di kapal Ocean Star 86 meminta untuk diselamatkan.
Melansir dari Rappler, pada hari Jumat (14/8/2020), sebelas awak kapal itu telah berbulan-bulan di kapal yang berlabuh di suatu kawasan laut China.
Mereka terjebak karena adanya pembatasan pandemi Covid-19 yang dimaksudkan untuk menahan penyebaran virus ini.
Salah satu awak kapal menjelaskan mereka telah berada di kapal selama enam bulan.
"Kami telah menunggu di sini (kawasan China) selama enam bulan," kata salah satu awak kapal Anthony Medina, pada Rappler dikutip Serambinews.
Mereka telah berada di salah satu kawasan China selama enam bulan, namun jika ditambah dengan awal mereka berangkat dari Filipina, maka mereka sudah berada delapan bulan di atas kapal.
• Palestina Mengecam Kesepakatan Hubungan Diplomatik Antara UEA dan Israel, Sebut Pengkhianatan
• Palestina Marah, Dunia Sambut Baik Pembukaan Hubungan Diplomatik UEA dengan Yahudi
• Daging Ayam Bantuan Pangan Non Tunai Busuk untuk Warganya Busuk, Kades di Tuban Ngamuk
Video sebelas awak kapal terdampar selama berbulan-bulan ini juga diunggah pada kanal YouTube Rappler, diunggah hari ini, Jumat (14/8/2020).

Video memperlihatkan tiga tiga di ruang cuci kapal, sedang berbaring di lantai sebelah mesin cuci.
Beberapa anggota kru lainnya sedang berbaring di bawah meja.
Selain itu pada ruang makan terlihat dipenuhi dengan barang-barang pribadi awak kapal dan kotak-kotak.
"Kami tidak diizinkan memasak di sini, namun kami tetap memasak apapun bantuan-bantuan yang dikirim pihak kedutaan kepada kami di sini," kata salah satu awak kapal dalam bahasa Filipina.
"Tidak ada lagi muatan di kapal, tapi kami tetap tidak bisa pulang, sebenarnya kami telah menyelesaikan kontrak, masa kontrak telah selesai, kami sangat ingin pulang ke keluarga kami, makanan yang kami dapatkan sangat sedikit dan situasi sangat sulit di sini," tambahnya.
Awak kapal belum bisa menghubungi agen pembuat kontrak, mereka takut agen telah meninggalkan mereka.
• Bendungan Karet Krueng Aceh Harus Diperbaiki Permanen, Ini Alasannya
• 3 Desa Unik yang Isinya Perempuan, Desa Janda hingga Desa Haus Suami
Stable Seas, lembaga internasional yang berfokus pada masalah maritim, mengatakan perusahaan perkapalan telah meninggalkan kapal dan para awaknya.