Feature
Kisah Jumila, Anak Korban Konflik Aceh yang Berjuang Menggapai Cita Hingga Kuliah ke Jerman
Pemerintah Aceh sampai sejauh ini terus melakukan berbagai upaya pemenuhan hak bagi korban konflik.
Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
Menjawab hal itu, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memerintahkan Kepala BPSDM Aceh, Saridin untuk memikirkan solusinya.
• Heboh Kemunculan Awan Tsunami di Aceh, Mbak You Langsung Memohon Perlindungan dari Tuhan
• Bintang Bulan Berkibar 1,5 Jam di Kantor DPA PA
• Ini Agenda HUT Ke 75 RI di Nagan Raya, Bunyi Sirene Serentak Detik-detik Proklamasi Pukul 10.17 WIB
Nova berharap mimpi Jumila harus terwujud. Ia harus berangkat dan menyelesaikan studi di Jerman.
"Kalian telah mengalami perjuangan hidup yang begitu keras. Hari ini momentum emas. Genap 15 tahun ditandatangani MoU Helsinki ditandatangani," kata Nova.
Momentum itula yang menggerakkan pemerintah hadir di tengah-tengah mereka.
Nova berpesan agar seluruh anak-anak korban konflik yang kini telah berusia remaja untuk mensyukuri hidup dan mengisi kehidupan dengan pembangunan.
Mereka diajak untuk saling percaya dan menumbuhkan kasih sayang di antara sesama.
"Tidak mudah menjadi sosok seperti kalian. Kalian menghadapi kondisi yang tidak layak diterima di usia kalian itu," kata Nova.
Pemerintah Aceh sampai sejauh ini terus melakukan berbagai upaya pemenuhan hak bagi korban konflik.
Di antaranya adalah mengeluarkan Peraturan Gubernur No.330/1209/2020 Tentang Penetapan Penerima Reparasi Mendesak Hak Korban Kepada Korban Pelanggaran HAM.
Pemerintah Aceh juga telah memberikan penyediaan layanan bagi mantan kombatan GAM serta tapol-napol dan masyarakat imbas konflik.
Misalkan pada peringatan 15 tahun damai, sebanyak 427 masyarakat diberikan lahan untuk bercocok tanam.(*)