Gejolak Islam Sunni-Syiah Bertambah Parah: Koalisi Arab Tembak Jatuh Rudal Balistik Houthi
Koalisi Arab, kelompok kerja sama tidak resmi anti-Iran di Timur Tengah, Minggu kemarin sebutkan bahwa mereka telah mencegat dan menjatuhkan rudal
SERAMBINEWS.COM - Ketegangan Islam Sunni melawan kelompok Islam Syiah kembali terjadi.
Koalisi Arab, kelompok kerja sama tidak resmi anti-Iran di Timur Tengah, Minggu kemarin sebutkan bahwa mereka telah mencegat dan menjatuhkan sebuah rudal balistik.
Rudal balistik tersebut diluncurkan ke sasaran sipil di Arab Saudi selatan.
Sebelumnya, Koalisi Arab atau Koalisi Israel-Sunni merupakan kelompok kerja sama yang dinaungi oleh Amerika Serikat (AS).
Mengutip Wikipedia, kerja sama tersebut dilakukan dalam sorotan kepentingan keamanan regional yang saling menguntungkan dari Israel dan Negara-negara Arab Sunni pimpinan Arab Saudi.
Mereka didirikan pada 2017 untuk melawan kepentingan Iran di Timur Tengah, yaitu konflik proksi Iran-Israel dan konflik proksi Arab Saudi dengan Iran).
Mengutip kontan.co.id, rudal balistik yang diluncurkan menyerang warga sipil Arab Saudi tersebut dikirim oleh gerakan Houthi.
Gerakan Houthi atau kelompok Hutsi secara resmi bernama Anshar Allah (Penolong Allah).
Gerakan ini merupakan gerakan Islam politik-bersenjata yang muncul dari Sa'dah, Yaman utara pada tahun 1990-an.
Mereka merupakan kelompok sekte Syiah Zaidiyah, tapi dikabarkan juga kelompok ini termasuk golongan Islam Sunni.
• Kisah Anak Bawa Ayahnya yang Sedang Kritis, Ditolak Tiga Rumah Sakit Hingga Akhirnya Meninggal
• Suami Izin Merantau 2 Bulan dan Pulang Bawa Uang Rp 4,9 M, Istrinya Malah Mita Cerai, Ini Sebabnya
• Rabies Bawaan Rubah Liar Tumbangkan 16 Ekor Gajah di Taman Nasional Assam, India
• Nyelinap Saat Toko Tutup, Maling Ini Gasak Celana Dalam dan Nginap, Kepergok Gegara Kabur Kesiangan
Sejarah Gerakan Houthi
Kelompok ini muncul pertama kali di bawah kepemimpinan Husain Badruddin al-Hutsi sebagai oposisi Zaidi terhadap mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang kala itu dituduh korupsi keuangan besar-besaran.
Ia dikritik karena didukung oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat dengan mengorbankan rakyat Yaman dan kedaulatan Yaman.
Mantan Presiden Saleh memerintahkan untuk menangkap Husain hingga akhirnya Husain terbunuh di Sa'dah pada tahun 2004 bersama sejumlah pengawalnya yaitu para tentara Yaman.
Hal tersebut merupakan hal yang memicu pemberontakan Hutsi di Yaman.