Berita Abdya
Harga Gabah di Abdya Merosot pada Penghujung Panen Raya, Begini Pasarannya Saat Ini
Pantauan Serambinews.com, Kamis (20/8/2020), harga gabah di tingkat petani merosot berkisar antara Rp 4.600 sampai Rp 4.700 per kilogram (kg).
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Saifullah
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Harga gabah kering panen (GKP) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) merosot pada penghujung panen raya musim tanam (MT) Rendengan 2020. Kondisi ini praktis sangat mengecewakan para petani setempat.
Dari sembilan kecamatan di Abdya, areal tanaman padi di empat kecamatan sedang panen raya hingga pekan ketiga Agustus. Kecamatan itu meliputi Lembah Sabil, Manggeng, dan sebagian areal di Kecamatan Tangan-Tangan, dan Babahrot.
Sedangkan lima kecamatan lainnya sudah selesai panen, yaitu Kecamatan Blangpidie, Susoh, Jeumpa, Seti,a dan Kuala Batee. Malahan, lahan sawah di kawasan itu sebagian mulai digarap lagi untuk penanaman berikutnya (MT Gadu).
Pantauan Serambinews.com, Kamis (20/8/2020), harga gabah di tingkat petani merosot berkisar antara Rp 4.600 sampai Rp 4.700 per kilogram (kg).
Harga ini lebih rendah dengan kisaran pada awal panen raya di bulan Juni lalu, di mana kala itu harga gabah petani ditampung oleh pedagang pengepul dengan angka Rp 5.200 sampai Rp 5.300 per kg.
• VIDEO - Sopir Taksi Konvensional Adu Mulut dengan Sopir Taksi Online, Hingga Halangi Penumpang
• Stiker BBM Bersubsidi, Kebijakan Pemerintah yang Sangat Rugikan Rakyat, Semestinya Contoh Malaysia
• Panik karena Kebakaran, Gadis Indonesia di Malaysia Lompat dari Lantai 2, Begini Kondisinya
“Kami kecewa harga gabah turun menjadi sekitar Rp 4.600 sampai Rp 4.700 per kg. Sedangkan awal panen raya pada awal Juni lalu, harga gabah mencapai Rp 5.300 per kg,” kata Safril, salah seorang petani di Kecamatan lembah Sabil.
Bahkan, M Isa, petani di Kecamatan Babahrot mengaku, gabah yang baru dipanen laku dijual hanya sebesar Rp 4.300 per kg.
“Petani terpaksa menjual gabah dengan harga murah karena tak ada pedagang yang menampung dari dengan harga lebih dari itu,” ucapnya.
M Isa juga mengakui kalau kualitas gabah kali ini di beberapa lokasi agak menurun dibandingkan sebelumnya. Penyebabnya, tanaman padi sempat diserang hama.
Penyebab lain, sebagian areal terlambat dipanen dikarenakan sulit mendapatkan mesin pemotong padi (combine harvester).
• VIDEO Setelah 14 Hari Ditutup, RSU Teungku Peukan Abdya Kembali Dibuka
• Tak Sengaja Temukan Dokumen Peninggalan Kakek, Pria Ini Kaget Ternyata Surat Utang Negara Tahun 1947
• Tiga Paramedis di Nagan Raya Jalani Isolasi, Puskesmas Padang Panjang Kembali Dibuka
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Cabang Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (DPC Perpadi) Kabupaten Abdya, H Darwis yang dihubungi Serambinews.com, Kamis (20/8/2020), mengakui, harga gabah sekarang ini pada kisaran Rp 4.600 sampai Rp 4.700 per kg.
Ia menerangkan, gabah dengan kualitas rendah malah dihargai sekitar Rp 4.300 sampai Rp 4.400 per kg. Harga gabah yang murah ini, beber dia, disebabkan kualitas sangat kurang lantaran tanaman padi sempat diserang hama wereng.
Di sisi lain, lanjut dia, turunnya harga gabah di penghujung panen MT Rendengan tahun ini juga akibat permintaan gabah dari luar daerah berkurang drastis.
Sebab, sejumlah daerah itu juga memasuki panen raya. “Panen raya kali ini hampir tak ada pedagang dari luar yang masuk untuk membeli gabah langsung dari petani,” ucapnya.