Breaking News

Berita Banda Aceh

Pedagang dari Lamdingin Kembali Lagi ke Peunayong, Ini Alasannya

Karena selama dua bulan berada di pasar induk tersebut, mereka terus mengalami kerugian, bahkan ada yang habis modal.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR
Para pedagang saat bersih-bersih di Pasar Peunayong, Sabtu (22/8/2020). 

Karena selama dua bulan berada di pasar induk tersebut, mereka terus mengalami kerugian, bahkan ada yang habis modal.

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ratusan pedagang yang selama berjualan di Pasar Al Mahirah Lamdingin, Banda Aceh meninggalkan pasar tersebut, Sabtu (22/8/2020).

Mereka kembali ke pasar lama tempat sebelumnya mereka berjualan, yaitu pasar ikan Peunayong.

Para pedagang membongkar pagar seng yang dipasang disekeliling pasar.

Saat pembongkaran sempat ada petugas, namun proses bongkar pagar seng berlangsung tanpa gesekan.

Lalu mereka menyimpan seng tersebut di lantai dua pasar.

Kemudian memasukkan lagi barang dagangannyan ke dalam pasar tersebut.

Pantauan Serambinews.con, setelah membongkar pagar seng, mereka langsung menjajakan dagangannya di tempat semula, seperti beberapa bulan lalu.

Mereka mengaku tak tahan terus berjualan di Lamdingin.

Gedung Kejaksaan Agung Terbakar, Ini Nasib Para Tahanan

Kangana Ranaut Bukanlah Teman Sushant Singh, Hanya Menyoroti Diskriminasi Industri Bollywood

Pakistan Sanksi Taliban dan Organisasi Teroris yang Dicap PBB, Cegah Jadi Negara Daftar Hitam

Karena selama dua bulan berada di pasar induk tersebut, mereka terus mengalami kerugian, bahkan ada yang habis modal.

Alasannya karena pasar itu sepi pembeli.

Mereka memilih pindah karena sering merugi, akibat tidak laku di pasar baru tersebut.

Padahal para pedagang tersebut baru sekitar dua bulan direlokasi ke Lamdingin.

Selain karena tidak laku, mereka juga mengaku kecewa karena relokasi itu dinilai tidak adil, sebab tidak menyasar semua pedagang.

Para pedagang yang pindah itu mulai pedagang ikan, daging, ayam, hingga pedagang sayur.

Pedagang ikan, daging, dan ayam di lantai dasar, lalu pedagang sayur berada di lantai dua. Para pembeli pun langsung mendatangi pasar itu untuk berbelanja.

Sementara di Pasar Al Mahirah Lamdingin saat ini tampak kosong setelah ditinggal pedagang.

Los pedagang ikan, ayam, dan daging tampak tanpa penghuni. Kemarin hanya tersisa beberapa pedagang bumbu dan sayur yang belum pindah karena harus menghabiskan dagangannya dulu.

Ketua Pasar, Anisfuddin kepada Serambinews.com mengatakan, selama pindah ke Pasar Al Mahirah banyak pedagang yang mengalami kerugian, karena kurang laku di pasar baru tersebut.

Hal itu disebabkan oleh masih banyaknya pedagang yang tidak pindah dan tetap berjualan di Peunayong, seperti di Pasar Kartini, Lapangan Smep, hingga lapak-lapak PKL baru di pinggir jalan.

Akibatnya, para pembeli enggan pergi berbelanja ke Pasar Lamdingin, mereka lebih memilih berbelanja di Peunayong, seperti Pasar Kartini maupun di sejumlah PKL pinggir jalan.

“Pedagang kita (di Lamdingin) usaha sendiri, modal sedikit, lalu rugi karena tidak laku rugi. Sedangkan di Peunayong, pedagang di Pasar Kartini masih penuh, depan masjid penuh, akhirnya kita pulang lagi ke sini,” ujar Anis.

Mereka menilai relokasi para pedagang dari Pasar Peunayong tidak adil, karena tidak dilakukan sekaligus dengan Pasar Kartini dan Lapangan Smep.

Sehingga pembeli lebih memilih tetap belanja di kawasan Peunayong.

Menurut Anis, jika seluruh pedagang di pindah ke Lamdingin, maka pembeli pun terpaksa berbelanja di lokasi baru tersebut.

Katanya, pedagang sangat sepakat dengan adanya Pasar Induk Banda Aceh tersebut, supaya semua pedagang dapat berjualan pada lokasi secara bersama-sama.

Namun pemindahan yang tidak serentak menjadi persoalan, ada pedagang yang rugi, ada pedagang yang untung banyak karena tidak dipindahkan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved