Berita Pidie Jaya
Rumahnya Dibakar Saat Konflik Aceh, Tapi Keluarga Miskin di Pidie Jaya Ini belum Dapat Rumah Bantuan
Ya, rumah bantuan sebagai pengganti rumahnya yang dibakar tahun 1998 atau saat Aceh masih konflik.
Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
Ya, rumah bantuan sebagai pengganti rumahnya yang dibakar tahun 1998 atau saat Aceh masih konflik.
Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Usia perdamaian Aceh atau penandatanganan MoU Helsinki telah mencapai 15 tahun lebih.
Namun satu keluarga miskin korban konflik di Gampong Grong-grong, Kemukiman Beuracan, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya (Pijay) hingga kini belum mendapat rumah bantuan dari Badan Reintegrasi Aceh (BRA).
Ya, rumah bantuan sebagai pengganti rumahnya yang dibakar tahun 1998 atau saat Aceh masih konflik.
Pemilik rumah yang dibakar ketika itu adalah M Yusuf Ahmad (64).
Ia tinggal di rumah itu bersama istrinya Aisyah Buket (56) serta anaknya Fadli (40).
• Bawa Pengeras Suara, Brimob Ajak Warga Pakai Masker di Objek Wisata Nagan Raya
• 14 Ruang Inap Kelas Utama RSUD Langsa Disterilkan Menyusul Satu Pasien Terinfeksi Covid-19
• Pria Penyandang Disabilitas Ini Berhasil Bisnis Ikan Cupang dan Kutu Air, Ini Keahlian Lainnya
"Sudah 21 tahun lebih kami hanya menempati rumah tidak layak huni dengan kondisi seadanya.
Padahal sudah beberapa kali kami sampaikan ke BRA dan Bupati yang juga elite Partai Aceh, namun sampai saat ini belum juga disahuti," kata Fadli kepada Serambinews.com, Minggu (23/8/2020).
Oleh karena itu, Fadli, yang saat itu masih berusia 19 tahun dan kedua orang tuanya juga lebih mudah 21 tahun dibanding sekarang, hingga kini masih menempati rumah seadanya.
Bahkan kini tak tak layak huni lagi. Bagaimana tidak, atap rumah itu bocor dan dindingnya papannya sudah rusak.
Mereka hanya berharap dapat rumah bantuan, misalnya dari BRA sebagaimana korban konflik lainnya yang rumahnya dibakar ketika itu.
Diakui Fadli, awalnya mereka hampir mendapat rumah bantuan korban konflik, bahkan petugas sudah mengecek ke lapangan, tetapi entah kenapa tak jadi atau digeser ke tempat lain.
"Hanya rumah bantuan harapan saya untuk kedua orang tua saya yang kini sudah lanjut usia," harap Fadli.
Dikonfirmasi Serambinews.com, Minggu (23/8/2020), Ketua BRA Pidie Jaya, Zakarya Yahya, mengatakan sejauh ini pihaknya belum mengetahui pasti apakah keluarga itu sudah pernah mengajukan proposal atau tidak.
"Maka hari Senin besok, kami cek kembali datanya," jawab Zakarya. (*)
