Info Subulussalam
Petugas Jalani Karantina, Ruang Pinere dan Poli Paru RSUD Kota Subulussalam Masih Ditutup
Penutupan sementara Ruang Pinere dan Poli Paru tersebut dilakukan pascameninggalnya seorang pasien positif Covid-19 berdasarkan hasil swab, Kamis lalu
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Dua ruang pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam, hingga Selasa (25/8/2020), masih ditutup.
Penutupan sementara Ruang Pinere dan Poli Paru tersebut dilakukan pascameninggalnya seorang pasien positif Covid-19 berdasarkan hasil swab pada Kamis (13/8/2020) lalu.
Direktur RSUD Kota Subulussalam, dr Dewi Sartika Pinem kepada Serambinews.com mengatakan, hingga kini mereka belum membuka kembali dua ruangan yang ditutup, sejak Jumat (14/8/2020) lalu itu.
Kedua ruangan yang ditutup sementara itu, sebutnya, adalah Ruang Pinere serta Poliklinik Paru. "Masih tutup karena ada beberapa petugasnya dalam masa karantina karena hasil swab positif," kata dr Dewi.
Penutupan kedua ruang ini, beber dr Dewi, dilakukan lantaran pasien positif Covid-19 berinisial NM (48), warga Subulussalam Barat, Kecamatan Simpang Kiri, sempat dirawat di sana.
• Gajah Liar Ganggu Petani di Keumala, Pidie, Berkeliaran Dua Meter dari Rumah Warga
• Gadis 22 Tahun Ini Ketagihan Jadi Bayi, Panggil Pacar dengan Sebutan Ayah, Hingga Mengganti Popoknya
• Kisah Pilu Bocah 5 Tahun Disiksa Ibu Kandung & Ayah Tiri, Korban Ditinggal di Warung
Pinere adalah ruang penyakit infeksius emerging dan re-emerging. Penutupan dilakukan hingga hasil swab para tenaga medis dan tenaga pendukung RSUD Kota Subulussalam keluar.
Sementara ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang Intensive Care Unit (ICU), serta ruang rawat inap kelas II dan III yang semula rencananya juga ditutup, akhirnya diputuskan tetap dibuka.
Seperti diberitakan, seorang perempuan berinisial NM mengembuskan napas terakhir, sekitar pukul 09.45 WIB, Kamis (13/8/2020), di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Kota Subulussalam.
Informasi tentang meninggalnya NM diperoleh Serambinews.com dari H Syahyuril, dokter senior di Kota Subulussalam.
NM meninggal setelah sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit itu dengan protokol Covid-19, meski saat itu ia belum diketahui positif terpapar corona.
• PDAM Gunoeng Kila Ajukan Tambahan Modal Rp 15 M untuk 5 Tahun ke Depan, Segini Pendapatan Pertahun
• 58 Putra dan Putri Simeulue Ikut Seleksi Calon Polisi, Kapolres Simeulue: Jangan Percaya Calo
• Meski Terpilih Jadi Ketua Golkar, Mukhlis Amd, Tetap Jabat Ketua Dewan Kesenian Bireuen
Namun karena gejala klinisnya mirip orang terinfeksi virus corona seperti demam tinggi, batuk, dan sesak napas, pihak rumah sakit pun mengambil swab spesimen lendir hidung dan tenggorokannya.
Spesimen yang dimasukkan ke dalam viral transport medium (media penyimpan virus) itu kemudian dikirim ke Laboratorium Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK Unsyiah) di Darussalam, Banda Aceh.
Manajemen RSUD Subulussalam dan keluarganya di sana harap-harap cemas menunggu hasil swab tersebut, terlebih karena pasien NM sudah keburu meninggal dunia.
Dari Lab Penyakit Menular Fakultas Kedokteran Unsyiah, Serambimews.com baru mendapat kabar pada pukul 14.39 WIB, bahwa berdasarkan hasil swab, NM positif Covid-19.
Kabar duka itu segera Serambinews.com sampaikan kepada dr Syahyuril yang sejak Kamis pagi menunggu hasil lab pasien yang sudah meninggal tersebut.
• Presiden Resmikan Jalan Tol Indrapuri-Blangbintang, Ruas Sigli-Banda Aceh Tuntas Desember 2021
• Menaker Targetkan BLT Rp 600 ribu untuk Karyawan Swasta Cair 28 Agustus 2020
• Puskesmas Singkil Kembali Buka
"Setelah hasil lab keluar, barulah jenazah NM difardukifayahkan mengikuti protokol Covid-19," kata dr Syahyuril yang juga Ketua Komunitas Warga Aceh Singkil Lintas Sektor dan Lintas Generasi (Kowas-LSG) ini.
Hingga ajal menjemputnya, NM tak pernah tahu kalau dia positif Covid-19, karena hasilnya baru keluar sekitar lima jam setelah ia mengembuskan napas terakhir.(*)