Berita Gayo Lues
Lantai Bangunan Mushalla Ambruk Menimpa 77 Santri, Begini Kondisinya Saat Ini
Lantai mushalla yang ambruk itu hanya berukuran 3x5 meter. Santri yang menjadi korban kebanyakan santri yang berada di lantai bawah.
Penulis: Rasidan | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Rasidan | Gayo Lues
SERAMBINEWS.COM, BLANGKEJEREN - Lantai dua bangunan mushalla di Pondok Pesantren Ruhul Azham desa Gunyak kecamatan Blangkejeren di kabupaten Gayo Lues (Galus) ambruk, sehingga menimpa sekitar 77 orang santri lainnya dalam musibah tersebut yang terjadi, Jumat (28/8/2020) menjelang shalat magrib.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, musibah yang terjadi di pesantren Ruhul Azham tersebut yakni lantai bangunan mushalla dari kayu itu tidak mampu menahan beban santri yang saat itu sebagai besar berada di lantai dua tersebut. Sehingga ambruk dan menimpa puluhan santri lainnya yang berada di lantai bawah yang dikhususkan untuk anak laki-laki (santriwan).
Pimpinan Ponpes Ruhul Azham, Ustadz Julianto Pane kepada Serambinews.com, Sabtu (29/8/2020) mengatakan, lantai bangunan mushalla yang ambruk itu hanya berukuran sekitar 3x5 meter.
Santri yang menjadi korban kebanyakan santri yang berada di lantai bawah.
"Saat itu santri sedang berkumpul baik yang ada di lantai dua maupun di lantai bawah menjelang waktu shalat magrib. Ambruknya lantai dua bangunan dari kayu itu diduga karena tidak mampu menahan beban santri yang berkumpul. Sehingga sebagian lantai ambruk ke bawah," sebutnya.
Pimpinan Ponpes yang juga seorang anggota polisi di Polres Galus, Bripka Julianto Pane menambahkan, untuk saat ini proses belajar mengajar tidak terganggu.
Begitu juga dengan bangunan mushalla tersebut sudah dipakai dan digunakan kembali setelah santri membersihkan puing dan sisa kayu lantai yang ambruk.
"Para wali santri tidak perlu cemas dan khawatir dengan keadaan anak yang ada di pesantren tersebut. Saat ini pihak pesantren juga tidak mengadakan jam kunjungan untuk wali murid," sebutnya.
Ustadz Pane mengatakan, jumlah santri di Pondok Pesantren yang dipimpinnya itu untuk saat ini mencapai 588 orang santri.
Santri yang diizinkan pulang dan dijemput orang tuanya hanya santri yang menjadi korban dalam musibah tersebut.
"Sebenarnya sudah ada rencana untuk membongkar bangunan mushalla yang dibangun sekitar 2008 silam sebagai rumah suluk oleh pimpinan pesantren. Namun sejumlah orang tua yang pernah suluk dan wali santri belum mengizinkan rencana itu. Sehingga bangunan yang berukuran 7x20 meter itu saat ini dijadikan sebagai mushalla tempat shalat berjamaah para santri," sebutnya.(*)
• Oki Pratama Kombih, Anak Sopir Ambulance di Subulussalam Lolos Akmil
• Balon-balon Hamas Picu 400 Titik Kebakaran, Israel Murka dan Hujani Gaza dengan Bom
• Pesantren Ruhul Azham Blangkejeren yang Roboh Itu Ternyata Dipimpin Bhabinkamtibmas, Sempat Viral
• Mahasiswi Keperawatan Ini Selain Jago Menjahit Juga Ingin Jadi Relawan di Palestina