Berita Aceh Timur

Merugi Karena Harga Anjlok, Petani Jagung di Aceh Timur Minta Pemerintah Stabilkan Harga

“Apalagi petani yang menggunakan modal sendiri, tentu sangat merugi dan tidak mendapatkan keuntungan. Karena itu, petani mengharapkan pemerintah dapat

Penulis: Seni Hendri | Editor: Nurul Hayati
Foto: Bukhari
Ketua KTNA Serbajadi, Bukhari, dan petugas penyuluh saat melakukan panen jagung di Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur. 

“Apalagi petani yang menggunakan modal sendiri, tentu sangat merugi dan tidak mendapatkan keuntungan. Karena itu, petani mengharapkan pemerintah dapat menstabilkan harga, sehingga masyarakat bisa mendapatkan keuntungan dari hasil kerjakerasnya,”harap Bukhari mewakili aspirasi masyarakat.

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Petani jagung di Aceh Timur, mengeluhkan anjloknya harga jagung sejak awal Agustus 2020 lalu.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, Bukhari Muslim, kepada Serambinews.com, Selasa (2/9/2020).

Bukhari mengatakan, 560 hektar lahan jagung yang dikembangkan petani 7 desa dan 36 kelompok tani di Kecamatan Serbajadi, sejak awal Agustus 2020 sudah mulai panen.

Untuk diketahui, 36 kelompok tani di Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, tahun ini mendapat bantuan biji jagung bisi 18 beserta pupuk NPK, dari Dinas Pertanian Provinsi Aceh melalui APBA tahun 2020.

Saat ini, bibit jagung tersebut semuanya telah tertanam dan awal Agustus lalu petani sudah memasuki musim panen.

Seperti, Kelompok Tani Musara Jadi, di Desa Bunin, saat panen perdana awal Agustus lalu disaksikan oleh Kepala BPP Serbajadi, Manteri Tani, dan petugas penyuluh dari BPP Serbajadi.

Pernikahan Gadis di Bawah Umur Meningkat Akibat Dampak Corona

Namun, sangat disayangkan, jelas Bukhari, saat memasuki musim panen harga jual jagung kering tingkat petani anjlok menjadi Rp 2400-2600 per kg.

Sedangkan sebelumnya, harga jual jagung tingkat petani kepada tauke di desa berkisar Rp 3.500-4.000 per kg.

Akibat harga jagung anjlok, jelas Bukhari, petani merugi dan tidak mendapatkan keuntungan dari hasil panen.

“Apalagi petani yang menggunakan modal sendiri, tentu sangat merugi dan tidak mendapatkan keuntungan. Karena itu, petani mengharapkan pemerintah dapat menstabilkan harga, sehingga masyarakat bisa mendapatkan keuntungan dari hasil kerjakerasnya,”harap Bukhari mewakili aspirasi masyarakat.

Mayoritas masyarakat di Kecamatan Serbajadi, jelas Bukhari, menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian tanaman pangan jagung dan padi.

Selain itu, program ini juga mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional di masa pandemi Covid-19. (*)

Peringati Hari Konservasi Alam Nasional, Mengutip Sampah Hingga Menanam Pohon di Pantai

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved