Viral Medsos
Derita Banyak Penyakit Serius, Sopir Taksi di Thailand Harus Selalu Membawa Tabung Oksigen
Selain gagal ginjal, Sumeth juga menderita diabetes, tekanan darah tinggi, paru-paru banjir, kaki bengkak dan cacat serta beberapa jari yang sudah dia
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Baru-baru jagad maya di Thailand dihebohkan dengan sebuah postingan yang menampilkan kisah menyedihkan dari seorang sopir taksi.
Kisahnya itu menjadi sorotan publik negeri gajah putih itu lantaran sosok sopir taksi yang sedang viral tersebut memiliki banyak penyakit serius.
Akibat penyakit yang dideritanya itu, sopir taksi tersebut terpaksa harus selalu membawa tabung oksigen selama perjalanannya mengendarai taksi.
Melansir World of Buzz, Kamis (3/9/2020), cerita sedih dari sopir yang tidak dikenali identitasnya itu bermula diketahui melalui postingan seorang wanita, Nongying Chuaibamrung.
Cerita yang dibagikan lewat akun Facebooknya pada pada 26 Agustus lalu itu pun viral hingga dibagikan sebanyak 78.000 kali oleh para pengguna platform tersebut.
Dalam tulisan di postingannya itu, Nongying menceritakan bahwa pada tanggal 26 Agustus sekitar pukul 18.30 sore, ia menaiki taksi untuk kembali ke rumahnya.
• Viral Pria Makan Lidah Biawak Secara Sadis, Warganet Suarakan Kekhawatiran Terhadap Penyakit Menular
Dan cerita itu bermula ketika ia sedang menelepon saat sudah menaiki taksi.
Lalu, ia mulai menyadari dan kesal karena laju kendaraan taksi yang dikendarai oleh sopir itu sangat lambat.
Ketika ia sudah menutup teleponnya, ia lalu melihat ada tabung oksigen di belakang kursi si supir.
Nongying lantas bertanya apa yang terjadi dengan supir taksi tersebut.
“Saya punya banyak penyakit. Mataku tidak bagus dan ginjalku juga tidak berfungsi dengan baik. Saya harus melakukan cuci darah (CAPD) bahkan saat saya sedang mengemudi. Karena paru-paru membanjiri, saya perlu membawa tangki oksigen,” jawab si supir seperti dikutip dari World Of Buzz.
Saat ditanyai lebih lanjut oleh Nongying, sopir itu mengaku hanya tinggal sendirian di kamar kontrakan.
Supir itu juga mendapat bantuan dana kesejahteraan setiap bulannya dari pemerintah.
Namun uang sejumlah 800 baht atau sekitar Rp 377.600 masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhannya.