Breaking News

Luar Negeri

Korban Tahanan Penjara Iran Beri Kesaksian, Dari Dipukul, Disetrum Sampai Diperkosa

Seorang wanita mantan tahanan di penjara Iran memberi kesaksian selama berada di penjara yang dinilainya mengerikan.

Editor: M Nur Pakar
Foto: ArabNews
Homa Jaberi, mantan tahanan penjara Iran 

SERAMBINEWS.COM, LONDON - Seorang wanita mantan tahanan di penjara Iran memberi kesaksian selama berada di penjara yang dinilainya mengerikan.

Sebuah laporan baru oleh Amnesty International telah mengungkapkan kenyataan mengerikan tentang penyiksaan di penjara Iran.

Tetapi orang-orang yang selamat dari penjara negara itu mengatakan kepada Arab News bukanlah fenomena baru.

Karena pihak berwenang telah menyalahgunakan narapidana dalam beberapa dekade terakhir ini.

Setelah protes anti-rezim melanda Iran pada November 2019, tindakan keras telah menyebabkan sekitar 7.000 pria, wanita dan anak-anak berusia 10 tahun" ditangkap dalam beberapa hari kata Amnesty.

Mereka yang ditahan, kata laporan itu, menjadi sasaran berbagai teknik penyiksaan.

Mereka dipukuli dengan berbagai senjata, dilecehkan secara seksual, dieksekusi secara tiruan, disiram air panas, dipaksa minum zat kimia dan disetrum dengan listrik berulang kali.

Temuan tersebut merupakan katalog pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan, kata Amnesty.

Kobra Jokar, yang melarikan diri dari Iran pada 1980-an, kepada Arab News, Jumat (4/9/2020) mengatakan dia telah mendapatkan siksaan dari rezim.

Dia ditahan karena bersimpati dengan Mujahidin-e Khalq (MEK), sebuah kelompok politik Iran yang memainkan peran penting dalam revolusi 1979, tetapi kemudian dilarang.

“Saya menemukan apa yang ditulis Amnesty International sangat mirip dengan jenis penyiksaan yang saya alami,” katanya.

Jokar, yang saat itu sedang hamil, diculik dengan kejam oleh pasukan keamanan Teheran di tengah malam.

Ditahan di penjara Evin yang terkenal kejam, dia mengatakan petugas secara brutal dan berulang kali mencambuk dia dan suaminya dengan kabel listrik.

Suaminya kemudian dieksekusi bersama 75 tahanan lainnya.

“Penjaga itu berkata, 'Kami mengeksekusinya sehingga dia tidak akan pernah melihat anaknya',” ungkap Jokar.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved