Breaking News

Pengamat Terorisme Tanggapi Pernyataan Kontrovesi Menag Fachrul Razi tentang Paham Radikal

Pengamat Terorisme, Irfan Amalee menyebut pembahasan mengenai radikalisme semenjak beberapa tahun terakhir telah mengalami pergeseran.

Editor: Mursal Ismail
Tribunnews.com
Pengamat Terorisme, Irfan Amalee 

Pengamat Terorisme, Irfan Amalee menyebut pembahasan mengenai radikalisme semenjak beberapa tahun terakhir telah mengalami pergeseran.

SERAMBINEWS.COM - Pengamat Terorisme, Irfan Amalee, menanggapi pernyataan kontroversi Menteri Agama (Menag) Fachrur Razi tentang paham radikal. 

Ya, dalam sebuah acara diskusi online baru-baru ini, Menag Fachrur Razi kembali menyampaikan bahwa paham radikalisme dapat disebarkan melalui orang-orang yang good looking.

Pernyataannya ini langsung menuai respons beragam di kalangan masyarakat.

Pengamat Terorisme, Irfan Amalee menyebut pembahasan mengenai radikalisme semenjak beberapa tahun terakhir telah mengalami pergeseran.

Sebelumnya stereotip celana cingkrang, jenggotan, dan bercadar selalu dijadikan dasar untuk menjustifikasi individu dan/atau kelompok tertentu, tapi untuk konteks mutakhir sudah tidak demikian.

Stereotip adalah sebuah keyakinan positif ataupun negatif yang dipegang terhadap suatu kelompok sosial tertentu.

Setelah munculnya stereotip maka akan munculah prejudice/prasangka yang merupakan sikap negatif yang tidak dapat dibenarkan terhadap anggota kelompok tersebut.

Rekam Jejak Pembunuhan Sadis Agen Israel Mossad, Mulai Racuni Korban hingga Pakai Bom High Explosive

Bos Tesla Elon Musk Menguji Mobil LIstrik Volkswagen ID.3 Bersama CEO VW Herbert Diess

Hrithik Roshan Menulis Catatan Hari Guru, Berterima Kasih Membantunya dari Orang Gagap Menjadi Aktor

“Waktu kejadian Bom di Thamrin itu tampilannya pake Jeans, pake ini sama sekali tidak ada.

Kemudian, sebetulnya mungkin dari (kejadian itu) situ yang dimaksud.

Jadi mereka tidak lagi menggunakan simbol-simbol yang membuat orang tidak lagi mendeteksi (radikalisme),” tutur Irfan melalui keterangan tertulisnya pada Minggu (6/9/2020).

Irfan juga mengaku bahwa dirinya sama sekali belum menemukan korelasi atau fakta perihal penampilan seseorang yang memakai atribusi tertentu dengan aksi radikalisme.

Justru dirinya malah mengkhawatirkan bila pernyataan Kemenag Fachrur Razi akan melahirkan stereotype dan adjustment baru bagi orang-orang yang good looking.

“Saya sendiri, saya belum dapat korelasi atau fakta penampilan dan radikalisme. Malah saya mengkhawatirkan pernyataan Kemenag ini malah buat stereotype baru ke orang-orang. Jadi hati-hati bagi orang-orang yang good looking,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved