Pengamat Terorisme Tanggapi Pernyataan Kontrovesi Menag Fachrul Razi tentang Paham Radikal

Pengamat Terorisme, Irfan Amalee menyebut pembahasan mengenai radikalisme semenjak beberapa tahun terakhir telah mengalami pergeseran.

Editor: Mursal Ismail
Tribunnews.com
Pengamat Terorisme, Irfan Amalee 

Sejauh ini belum ada peneliti terorisme dan radikalisme yang menunjukkan sebuah pola yang seratus persen akurat.

Dirinya lantas mencontohkan motif keterlibatan seseorang ke kelompok radikal justru dipicu oleh faktor yang beragam dan berlainan.

Lebih lanjut Irfan mengatakan kelompok radikal sangatlah adaptif, sangat cerdas dan strategis dalam berjuang.

“Menurut saya benang merahnya itu ada lebih pada kelompok-kelompok itu sangat adaptif, sangat pintar, sangat strategis.

Beberapa tahun lalu imajinasi kita tentang kelompok ini, gitu, cara ini begini, cara ngomongnya begini sekarang udah berbeda.

Karena mereka juga kan promosi, tampilan di online juga berbeda, tampilan di offline sudah berbeda, pengajian juga suda berubah. Jadi sudah berubah, gitu. Itu sih menurut saya benang merahnya,” imbuhnya.

Irfan tidak memungkiri bila radikalisme itu ada.

Namun menurutnya tidak perlu terjebak dalam generalisasi. Lebih-lebih Ia mengingatkan jangan sampai permasalahan good looking menjadi adjustment baru, stereotype baru yang malah mengalihkan pada esensinya.

Karena kelompok radikal sendiri, tegasnya, sangat memahami trend dan relatif fashionable.

“Mereka sangat pintar dan sangat adaptif dari strategi baru, itu sih kalau saya mencoba untuk memahami.

Tapi terhadap kalimatnya (Kemenag) sendiri saya sih cenderung khawatir bahwa itu malah jadi stereotype baru gitu.

Seperti dulu celana cingkrang dan lain-lain. Cadar dan lain-lain. Malah nanti akan menimbulkan kecurigaan, adjustment,” terangnya.

“Yang harus dipahami juga, radikalisme itu tidak hanya milik salah satu agama, dan sekarang menjadi di mana-mana, di Amerika, Eropa.

Jangan alergi terhadap masalah ini, dan jangan menganggap bahwa ini sedang menyudutkan salah satu agama tertentu. Jadi ini masalah bersama,” tukas Irfan.  (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pernyataan Menag Dikhawatirkan Munculkan Stereotip Baru Bagi Orang-orang 'Good Looking'

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved