Luar Negeri

Sudan Berlakukan Keadaan Darurat Tiga Bulan, Banjir Melanda Seluruh Negeri

Pemerintah Sudan memberlakukan keadaan darurat selama tiga bulan di seluruh negeri. Setelah banjir dan curah hujan tinggi menewaskan sekitar 100 orang

Editor: M Nur Pakar
AFP/ASHRAF SHAZLY
Sebuah gambar menunjukkan rumah-rumah terendam banjir di pulau Tuti, tempat Sungai Nil Biru dan Putih meluap, membanjiri kota kembar Ibu Kota Khartoum dan Omdurman, Sudan pada Kamis (3/9/2020) 

SERAMBINEWS.COM, KHARTOUM - Pemerintah Sudan memberlakukan keadaan darurat selama tiga bulan di seluruh negeri

Setelah banjir dan curah hujan tinggi menewaskan sekitar 100 orang dan menggenangi lebih dari 100.000 rumah sejak akhir Juli 2020.

Pengumuman dibuat pada Jumat (4/9/2020) malam setelah pertemuan Dewan Pertahanan dan Keamanan.

Pertemuan dipimpin oleh seorang pejabat tinggi pemerintah, Jenderal Abdel-Fattah Burhan, seperti dilansir AP, Sabtu (5/9/2020).

Banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi, sebagian besar di negara tetangga Ethiopia, menyebabkan Sungai Nil naik sekitar 17.5 meter di akhir Agustus 2020.

Tingkat tertinggi yang dicapai dalam waktu sekitar satu abad, menurut Kementerian Irigasi Sudan.

Kementerian mengatakan tingkat air Sungai Nil lebih tinggi dari tingkat banjir tahun 1988 yang menghancurkan puluhan ribu rumah di beberapa bagian Sudan dan lebih dari satu juta orang mengungsi.

Menteri Perburuhan dan Pembangunan Sosial Sudan, Lina Al-Sheikh mengatakan banjir telah menewaskan sekitar 100 orang, serta melukai 46 orang.

Menlu AS Kunjungi Sudan, Khartoum Minta Dihapus dari Daftar Negara Teroris dan Sanksi Dicabut

Sudan Pecat Jubir Kemlu, Bocorkan Rencana Kesepakatan Damai dengan Yahudi

Israel Mulai Bergerilya, Sudan Jadi Target Berikutnya, Buka Hubungan dengan Zionis

Dampaknya telah mempengaruhi lebih dari 500.000 orang di seluruh negeri.

Lebih dari 100.000 rumah di seluruh negeri runtuh atau sebagian, katanya.

Badan kemanusiaan PBB telah memperingatkan situasi diperkirakan akan memburuk selama beberapa minggu mendatang.

Karena curah hujan di atas rata-rata hingga akhir September 2020.

Ibu kota Khartoum terpukul parah dalam dua minggu terakhir ini.

Penduduk di beberapa distrik kota terlihat mendirikan barikade dan perisai lainnya ketika air dari Sungai Nil menyapu beberapa lingkungan, dalam rekaman yang beredar online.

Militer mengerahkan pasukan untuk membantu mengevakuasi orang dan membangun barikade di Khartoum serta mendistribusikan makanan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved