Mengenang 16 Tahun Meninggalnya Munir, Pejuang Kemanusiaan yang Dibunuh di Udara
Tinta sejarah telah mencatat betapa gigihnya perjuangan Munir dalam mengungkap kasus pelanggaran HAM besar.
Detik-detik meninggalnya Munir
Pada 6 September 2004 pukul 21.55 WIB, Munir berangkat ke Belanda menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-974.
Sesaat sebelum lepas landas, ia sempat mengirim pesan kepada kawannya, Rachland Nashidik dan Rusdi Marpaung (Ucok) yang merupakan Direktur Program Imparsial.
"Lan, Cok, aku berangkat, titip kantor dan anak istriku," tulis Munir.
Dalam perjalanannya, pesawat sempat transit di Bandara Changi, Singapura, pada pukul 00.40 waktu setempat dan kembali melanjutkan penerbangan pada pukul 01.50.
Harian Kompas, 8 September 2004 memberitakan, Munir sempat terlihat seperti orang sakit setelah beberapa kali ke toilet.
Itu setelah pesawat lepas landas dari transitnya di Bandara Changi, Singapura.
Dalam perjalanan menuju Amsterdam, tiba-tiba Munir merasa sakit perut.
Ia sebelumnya minum jus jeruk.
Munir sempat mendapat pertolongan dari seorang dokter yang berada dalam pesawat.
Dia kemudian dipindahkan ke sebelah bangku dokter dan mendapat perawatan.
Munir dinyatakan meninggal dunia pada pukul 08.10, di ketinggian 4.000 kaki di atas tanah Rumania.
Dua bulan setelah kematiannya, Kepolisian Belanda menemukan fakta Munir diracun setelah ditemukan adanya senyawa arsenik.
• Kemendagri Telah Menegur Sejumlah 51 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada Pilkada 2020
• Warga Terkejut Mendengar Teriakan Kuli Bangunan, Ternyata Ini yang Terjadi
Belum ada titik terang
Meski telah menjatuhkan hukuman kepada pilot Garuda, Pollycarpus Budihari Priyanto dan Direktur Utama PT Garuda Indonesia saat itu, Indra Setiawan, kasus kematian Munir hingga saat ini belum menemui titik terang.