Bocah SD Bunuh Temannya Gara-gara Kalah Main Game, Kepala Korban Pecah
Penyebabnya diduga karena hal sepele, lantaran pelaku kalah main game dengan bocah peremuan teman bermainnya.
Dr Vinay Mishra, seorang psikolog yang tinggal di Bhopal, mengatakan kekalahan dalam permainan atau pembunuhan tikus peliharaan mungkin bukan alasan yang signifikan untuk memprovokasi anak itu.
Menurutnya, sang anak tersbeut seperti itu menderita kelainan perilaku.
Diantaranya perilaku aneh pada usia dini sambil memperoleh kesenangan dari menyakiti hewan dan membakar berbagai hal.
"Mereka memiliki keinginan kuat untuk menghancurkan banyak hal.
Biasanya, mereka miskin dalam studi dan itu bukan karena kecerdasan kecerdasan (IQ) mereka yang rendah.
Mereka tidak suka disiplin di sekolah," tuturnya.
Dia menambahkan, hati nurani yang memberi tahu kita apa yang benar dan salah, tidak sepenuhnya berkembang pada anak-anak seperti itu.
Bahkan setelah menghancurkan benda-benda, menyakiti hewan, dan melakukan kegiatan yang melanggar hukum, mereka tidak menyesalinya.
"Mereka tidak merasa bahwa mereka telah melakukan kesalahan," tutupnya.
• Lagi, Seorang Pasien Positif Covid-19 asal Aceh Utara Meninggal
• Ini Perkembangan Terkini Persiapan PMB Secara Tatap Muka di Lhokseumawe
• MaTA Pertanyakan Proses Hukum Kasus Sapi Kurus
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kronologi dan Pengakuan Bocah SD Bunuh Temannya Gara-gara Kalah Main Game, Kepala Korban Pecah