Luar Negeri

Perjanjian 'Bersejarah' UEA-Israel Bakal Ditandatangani di AS, Pengkhianatan UEA Terhadap Palestina?

Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) akan menandatangani kesepakatan “bersejarah” mereka untuk menormalisasi hubungan diplomatik pada 15 September.

Editor: Faisal Zamzami
emiratesleaks.com
Hubungan rahasia UEA dengan Israel 

Sikapi Perjanjian Damai Israel-UEA, Presiden Palestina Inisiasi Front Persatuan Palestina

Kiri ke kanan: Penasihat Keamanan Nasional Israel Meir Ben-Shabbat, Penasihat Senior Presiden Amerika Serikat Jared Kushner, dan Penasihat Keamanan Nasional UEA Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, dalam pertemuan trilateral di Abu Dhabi, UEA, 31 Agustus 2020.(WAM via REUTERS)
Kiri ke kanan: Penasihat Keamanan Nasional Israel Meir Ben-Shabbat, Penasihat Senior Presiden Amerika Serikat Jared Kushner, dan Penasihat Keamanan Nasional UEA Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, dalam pertemuan trilateral di Abu Dhabi, UEA, 31 Agustus 2020.(WAM via REUTERS) (WAM via REUTERS)

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengadakan pertemuan langka dengan faksi-faksi yang bersaing pada Kamis (3/9/2020), ketika mereka berusaha untuk menghadirkan front persatuan atas kesepakatan Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk menormalisasi hubungan.

Melansir Reuters pada Jumat (4/9/2020), Pertemuan tersebut diadakan melalui konferensi video, antara Ramallah di Tepi Barat dan Beirut, di mana ketua Hamas Ismail Haniyeh dan Sekretaris Jenderal Jihad Islam Ziyad al-Nakhalah, hadir.

Jarang sekali bagi kelompok sekuler Hamas dan Abbas yang sekuler Fatah dari Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO) memiliki pertemuan tingkat tinggi seperti itu, setelah bertahun-tahun bertikai.

Warga Palestina kecewa dengan kesepakatan "normalisasi" negara Teluk dengan Israel yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump.

Mereka melihat langkah tersebut sebagai pengkhianatan yang kemungkinan besar akan melemahkan posisi kesepakatan lama dunia Arab yang menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah pendudukan.

Abbas telah menolak untuk berurusan dengan pemerintahan Trump selama lebih dari 2 tahun, menuduhnya bias pro-Israel, dan menolak rencana Trump di Timur Tengah, yang diumumkan pada Januari.

"Pertemuan kami berada pada tahap yang sangat berbahaya, di mana tujuan nasional kami menghadapi berbagai plot dan bahaya," kata Abbas pada Kamis.

"Untuk berdiri bersama di tengah-tengah konfrontasi dan perlawanan rakyat yang damai terhadap pendudukan (Israel), saya mengundang Anda ke sini untuk menyetujui pembentukan kepemimpinan nasional," lanjut Abbas dalam konferensinya.

Israel-UEA Berbicara dari kedutaan besar Palestina yang dibentengi di Beirut, Haniyeh juga mengatakan penting untuk memiliki strategi terpadu.

"Kita harus berhasil mengakhiri perpecahan dan membangun posisi Palestina yang bersatu," kata Haniyeh.

"Pada tahap ini, kegagalan dilarang," tandasnya kemudian.

Pejabat senior AS dan Israel mengunjungi Abu Dhabi pada Senin (31/8/2020) dalam perjalanan bersejarah untuk memperkuat kesepakatan UEA.

Penasihat Trump, Jared Kushner mengatakan kepada warga Palestina bahwa mereka harus menerima kesepakatan itu, memulai kembali negosiasi dengan Israel dan tidak "terjebak di masa lalu."

Mirip Sunda Empire, Ormas di Garut Ubah Lambang Negara dan Cetak Uang Sendiri

BPN Aceh Tengah Melakukan Pencanangan Internal Zona Integritas

FAKTA Isabella Guzman, Pembunuh Sadis Ibu Sendiri, Senyum di Pengadilan hingga Punya Kembaran

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjanjian "Bersejarah" UEA-Israel Bakal Ditandatangani di AS"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved