Iwan Gayo Buru 400 Kg Emas
4 Bupati Bahas Misteri 400 Kg Emas Saudagar Aceh yang Dipinjam Soekarno, Kirim Utusan Temui Jokowi
Pemerintah daerah dalam hal itu Bupati Galus akan menindaklanjuti dan membahas persoalan itu direncanakan akan diselenggarakan pada 18 September 2020
Penulis: Rasidan | Editor: Ansari Hasyim
Iwan Gayo dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Serambinews.com, Senin (7/9/2020) menyebutkan, ia akan terus memburu keberadaan pinjaman 400 Kg emas tersebut seizin ahli waris di antaranya Drs Ramli S yang merupakan mantan Sekda Kabupaten Gayo Lues.
Iwan menerangkan ahli waris telah sepakat memberi kuasa kepadanya untuk mengurus pinjaman Seokarno tersebut sampai tuntas.
"Pinjaman tersebut berupa cek senilai 400 Kg emas sesuai dengan bukti cek yang dikeluarkan Bank Negara Indonesia (BNI) tertanggal 30 Juni 1941," sebutnya.

Menurut Iwan, dirinya sangat yakin utang piutang ini bisa diselesaikan, karena Jokowi menyebutkan pada saat peresmian Bandara Rembele Bener Meriah, bahwa Tanoh Gayo merupakan rumah keduanya di Indonesia.
"Karena kedekatan itu, saya yakin Pemerintah mendukung penyelesaian persoalan utang piutang itu," tulisnya.
Dia menambahkan, dalam penyerahan cek emas tersebut akan dilakukan secara adat sebagai bukti penobatan masyarakat kepada Jokowi sebagai Putra Gayo.
"Diharapkan pemerintah Kabupaten wilayah dataran tinggi Gayo (Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Tengah dan Aceh Tenggara), agar memberikan dukungan penuh atas usaha ini," tegasnya.
Sementara itu secara terpisah ahli waris Lebe Ali, Drs Ramli S saat dihubungi membenarkan telah menyerahkan kuasa kepada H M Iwan Gayo untuk pengurusan pinjaman berupa emas tersebut.
Bupati Gayo Lues M Amru melalui Kabag Humas Sekdakab Drs Bunyamin mengatakan Pemkab Galus akan memberikan dukungan sepenuh atas usaha tersebut dengan harapan kepada penerima kuasa Iwan Gayo agar dapat melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan.
"Ini merupakan salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh seorang putra Gayo untuk menyelesaikan utang piutang dengan pemerintah pusat itu," sebutnya.
Sumbang 28 Kg Emas
Sementara itu ada seorang suudagar dan pengusaha kaya raya asal Aceh yang juga tercatat namanya dalam daftar penyumbang emas untuk Pemerintah RI.
Pengusaha asal Aceh itu bernama Teuku Markam, yang rela menyumbang sampai 28 kilogram emas saat awal pembangunan Monas.
Monas dibangun tahun 1961 dan dalam sejarahnya merupakan proyek kebanggaan Presiden Soekarno. Pembangunan Tugu Nasional ini dimaksudkan demi kebesaran Bangsa Indonesia. Saat itu selain Monas, Soekarno juga membangun proyek-proyek mercusuar seperti Hotel Indonesia, pusat perbelanjaan Sarinah, hingga Gelora Olahraga Senayan (GBK).
Diberitakan Harian Kompas, 17 April 2019, Pembangunan Monas bahkan sempat terbengkalai pada 1966-1972 karena pasang surut politik setelah peralihan kekuasaan ke rezim Orde Baru. Pada 1972, tercatat total biaya pembangunan Tugu Monas mencapai Rp 358.328.107,57.