Pengajian KWPSI

Begini Penjelasan Prof Farid Wajdi Terkait Kebangkitan Islam di Tengah Pandemi Covid-19

Padahal, kata Prof Farid, pada mulanya virus corona itu disebutkan muncul lantaran manusia tidak menghargai kebersihan

Penulis: Misbahuddin | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Prof Farid Wajdi Ibrahim, MA foto bersama usai pengajian rutin yang digelar Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Studio Kantin SMEA Banda Aceh, Rabu (9/9/2020) malam. 

Padahal keberkahan itu diberikan Tuhan kepada kita," tukas Prof Farid.

Sejatinya, segala kekayaan alam di negeri ini seharusnya dinikmati oleh rakyat sendiri karena sesuai dengan falsafah UUD 1945 yang menyebutkan bahwa, "laut, langit, air, tanah dan sebagainya dimanfaatkan oleh negara sebaik-baiknya untuk mensejahterakan rakyat."

Masih dalam pengajian itu, Prof Farid mengatakan segala fenomena yang terjadi saat ini telah menunjukkan ciri-ciri kebangkitan Islam.

Hal tersebut bahkan disadari oleh orang-orang Islam sendiri.

Namun sayangnya kata Prof Farid, ada orang-orang yang tidak senang dengan hal ini.

Untuk itulah kemudian diciptakan Islamofobia untuk mendiskreditkan ummat Islam.

Dia juga menyebutkan bahwa peradaban Islam sesungguhnya tidak mundur, meskipun era kejayaan Islam ditandai dengan berakhirnya Kesultanan Turki Utsmani di Eropa.

Namun yang terjadi adalah peradaban bangsa barat sekarang lebih maju dibandingkan negara-negara Islam.

"Kita tertinggal sedikit karena kita dijajah," ujar Prof Farid.

Memudarnya kejayaan Islam juga dilatarbelakangi oleh ketakutan-ketakutan ummat Islam sendiri terhadap sistem khilafah.

Hal ini menurutnya sangat aneh, karena pada satu sisi menekan kemunculan sejarah kekalifahan tetapi di sisi lain justru memperjuangkan komunis.

"Khilafah ditakuti, komunis diperjuangkan. Jadi kan lucu, jadi kita ditakuti dengan khilafah-khilafah. Padahal kalau orang sudah memahami khilafah, itulah orang Islam (yang sebenarnya).

Yang tidak paham khilafah itu, belajar lagi agamanya, belajar lagi sejarahnya, pasang igoe' atret dulu berarti dia ," katanya lagi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved