Pengajian KWPSI

Begini Penjelasan Prof Farid Wajdi Terkait Kebangkitan Islam di Tengah Pandemi Covid-19

Padahal, kata Prof Farid, pada mulanya virus corona itu disebutkan muncul lantaran manusia tidak menghargai kebersihan

Penulis: Misbahuddin | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Prof Farid Wajdi Ibrahim, MA foto bersama usai pengajian rutin yang digelar Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Studio Kantin SMEA Banda Aceh, Rabu (9/9/2020) malam. 

(Sementara) China menuduh Amerika," kata Prof Farid.

Aksi saling tuduh antara negara adidaya itulah yang kemudian memperkuat persepsi bahwa virus ini adalah ciptaan manusia.

Meskipun dugaan itu baru 50 persen kebenarannya.

Kendati ada yang beropini bahwa virus ini ulah manusia, tetapi Prof Farid Wajdi tidak menampik jika kemunculan corona virus disease juga bagian dari murka Tuhan.

Pendapat itu muncul lantaran pemimpin China pernah menyebutkan bahwa negaranya tidak lagi takut dengan siapapun.

"Sudah seperti Fir'aun. Ini mungkin kemurkaan Tuhan dan beredar hingga ke Eropa," kata Prof Farid lagi.

Munculnya wabah tersebut tidak hanya berdampak pada sisi kesehatan manusia di dunia, tetapi juga turut berdampak pada faktor ekonomi.

Hal itu ditandai dengan adanya beberapa negara yang mulai mengalami resesi.

Di sisi lain, pandemi tersebut juga kini mulai menyentuh dunia pendidikan.

Menurut Prof Farid Wajdi hal ini sesungguhnya yang patut diwaspadai dari dampak pandemi tersebut.

"Hari ini kampus sudah diam, kemudian perguruan tinggi secara umum seperti tidak berfungsi, mahasiswa hari ini sudah seperti terbelenggu, ini persoalan yang sebenarnya.

Karena kalau cendikiawan senjatanya itu berfikir, kata orang berfikir sejenak lebih baik daripada bekerja berhari-hari," lanjut Prof Farid Wajdi.

Mantan Rektor UIN Ar Raniry tersebut mengatakan kondisi sekarang banyak cendikiawan diam.

Padahal kondisi hukum dalam negeri sedang karut marut dan ekonomi negara hampir karam. Hampir semua sektor kian tidak jelas.

Di sinilah, menurut Prof Farid, diperlukan peran penting cendikiawan untuk mengkritisi selaku agen perubahan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved