Breaking News

Luar Negeri

Dua Faksi Palestina Melakukan Pertemuan Bersejarah Dengan Wajah Tersenyum

Sekretaris jenderal faksi Palestina mengadakan pertemuan rekonsiliasi bersejarah. Pertemuan dilaksanakan di Beirut, Lebanon, pada Kamis (10/9/2020).

Editor: M Nur Pakar
AFP
Pertemuan virtual Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. 

SERAMBINEWS.COM, KOTA GAZA - Sekretaris jenderal faksi Palestina mengadakan pertemuan rekonsiliasi bersejarah.

Pertemuan dilaksanakan di Beirut, Lebanon, pada Kamis (10/9/2020).

Itu berselang sembilan tahun setelah pertemuan serupa di Kairo berakhir dengan perselisihan dan tidak ada kesepakatan.

Pertemuan pekan lalu, dipimpin secara virtual oleh Presiden Mahmoud Abbas dari Ramallah.

Melibatkan 12 faksi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), selain Hamas dan Jihad Islam.

Senyuman, persahabatan, dan kesopanan tampak dalam pertemuan terbaru itu.

Menghasilkan pandangan yang umumnya optimis dari pertemuan tersebut.

Bahkan dari rival politik yang berlawanan, Fatah dan Hamas.

Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO, Saeb Erekat, mengatakan kepada Arab News:

“Pertemuan tersebut merupakan peristiwa bersejarah."

"Langkah penting untuk mencapai persatuan politik dan perjuangan Palestina."

"Perwujudan kemitraan politik dan kesepakatan tentang mekanisme kerja yang jelas."

"Juga jadwal mengakhiri perpecahan, yang melemahkan posisi Palestina dalam menghadapi tantangan. "

Husam Badran, Kepala Hubungan Nasional Hamas dan anggota biro politik organisasi, mengatakan kepada Arab News
pertemuan itu merupakan langkah penting untuk menyatukan kedua belah pihak bersatu.

"Itu menjadi peristiwa penting dan sudah lama ditunggu-tunggu," tambahnya.

Dikatakan, diskusi rinci antara Hamas dan Fatah tentang apa yang akan datang, dan bahaya yang dihadapi tujuan nasional
kita," katanya.

“Kami percaya, di Hamas, bahwa persatuan kami sebagai rakyat Palestina dengan semua komponennya memberi kami lebih
banyak kekuatan," ujarnya.

"Kami berbicara tentang Organisasi Pembebasan Palestina dalam konteks ini, yang kami yakini sebagai rumah inklusif bagi
semua rakyat Palestina."

“Tapi itu harus mencakup semua orang dengan semua komponen faksional, lembaga masyarakat sipil, dan tokoh nasional  yang seimbang,” tambah Badran.

Erekat mengatakan persetujuan Abbas atas rekomendasi komite dari pertemuan tersebut merupakan mandat utama.

Bahkan, konfirmasi yang jelas dari kepentingan kepemimpinan Palestina dalam keberhasilan misi persatuan.

Delegasi menetapkan jadwal lima minggu bagi panitia untuk menyelesaikan rekomendasi dan mempresentasikannya pada  pertemuan berikutnya.

Menurut Erekat akan dihadiri oleh sekretaris fraksi, anggota pengurus dan pengurus pusat PLO, serta tokoh politik dan agama. .

Komite tersebut membahas tiga masalah utama perlawanan rakyat yang damai, proyek nasional dan politik, dan kemitraan  politik dan pembangunan kembali PLO.

Sejak perpecahan pada 2007, berkas PLO tetap menjadi kendala bagi keberhasilan kesepahaman dan kesepakatan yang  ditandatangani kedua faksi.

Badran mengatakan kehadiran PLO yang kuat dan bersatu yang mewakili semua warga Palestina akan menghalangi jalan  "penguntit."

Juga akan menutup pintu bagi pihak-pihak yang membenarkan kebijakan mereka dengan mengklaim Palestina tidak diwakili
oleh siapapun.

Dalam suasana kerja sama baru yang positif, delegasi kementerian yang terdiri dari lima menteri dari Tepi Barat mengunjungi
Jalur Gaza untuk menindaklanjuti upaya penanggulangan wabah penyakit virus Corona di Gaza.

Namun, profesor ilmu politik, Ibrahim Abrash, mengatakan kepada Arab News keberhasilan pertemuan minggu lalu akan
dinilai dari hasil daripada senyum para pemimpin.

Dia mengatakan mengkoreksi realitas, Palestina membutuhkan upaya berkelanjutan dari semua orang.

Tidak hanya bertemu dengan sekretaris jenderal faksi atau menunggu hasil dari komite yang telah dibentuk.

Hani Al-Masri, seorang analis politik dan direktur jenderal pusat penelitian kebijakan dan studi strategis Masarat, mengatakan
warga Palestina tetap skeptis, tentang niat sebenarnya dari pertemuan itu.

Dikatakan, pertemuan itu sendiri telah menjadi penting dan langkah menuju memperkuat persatuan Palestina yang rapuh.(*)

Dewan Kerjasama Teluk Menuntut Permintaan Maaf dari Pemimpin Palestina

Raja Arab Saudi Minta Presiden Donald Trump Bertindak Adil Terhadap Palestina

Palestina Kian Terlupakan di Timur Tengah, Negara Arab Meninggalkannya dalam Senyap, Ini Buktinya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved