Seniman Berkarya
Seniman Aceh Joel Pase, Nazam Gaseh, Tembus 1 Juta Lebih Viewers
Lagu “Nazam Gaseh” karya penyanyi Aceh asal Lhokseumawe, Joel Pase, yang dirilis melalui kanal youtube, telah menembus 1 juta lebih viewers....
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Lagu “Nazam Gaseh” karya penyanyi Aceh asal Lhokseumawe, Joel Pase, yang dirilis melalui kanal youtube, telah menembus 1 juta lebih viewers.
Pencapaian itu disampaikan Joel Pase dalam Bincang Budaya SerambiPodcast, Kamis (10/9/2020) petang. Ia mengatakan, dirinya harus cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital, karena tuntutan zaman.
“Kebetulan saya dan manajemen, sadar betul akan hal ini, sehingga ada beberapa lagu yang kita siapkan untuk industri digital,” kata Joel Pase. Beberapa lagu lain ada yang hampir mendekati 1 juta viewers.
“Bincang Budaya SerambiPodcast” juga mendapat perhatian luas publik, dengan 46 ribu penayangan melalui Facebook Serambinews.Com dan seluruh jaringan sosial media Serambi Grup.
Joel Pase, memiliki nama lengkap Zul Afrizal,S PdI.,M.A, adalah alumni IAIN Ar-Raniry (sekarang UIN Ar-Raniry) Banda Aceh.
Ia terlibat intensif dalam sanggar seni ketika masuk kuliah pada 2003, bergabung dengan Kelompok Teater Mahasiswa (KTM) Teater Rongsokan dan Sanggar Seni Seulaweut. Kedua sanggar itu berada di lingkungan IAIN Ar-Raniry.
Joel Pase telah melahirkan delapan album, menambahkan dengan adanya perubahan zaman, mendorong dirinya harus lebih maju untuk menyesuaikan diri dengan teknologi. “Kalau masuk ke industri musik, maka harus siap dengan segala konsekuensinya.”
Joel Pase terbilang seniman Aceh yang memiliki ciri karya yang sangat Aceh, dan itu menjadi kekuatan dirinya. “Banyak orang luar, suka dengan kekhasan suatu daerah. Kita kebetulan terlibat dalam kegiatan promosi, dan ternyata music dengan ciri khas Aceh itu sangat diminati,” kata apartarur sipil negara (ASN) yang bertugas di dinas Periwisata Kota Lhokseumawe ini.
Joel Pase menyebutkan, ia mendapat amanah dari almarhum ayahnya, seorang syeh “meurukon” satu tradisi lisan yang pernah berkembang pesat di Aceh. Pesan itu, adalah Joel harus merawat dan melestarikan seni tradisi.
“Ayah menitipkan pesan melalui syair, untuk menjaga tradisi. Kalaupun tidak menciptakan sesuatu yang baru, tapi tanggung jawab saya adalah menjaga dan melestarikan khasanah tradisi itu,” kata Joel yang sekarang juga mengajar di pesantren Lhokseumawe dan IAIN Lhokseumawe..
Joel bersama anak-anak muda Lhokseumawe juga mendirikan sanggar untuk regenerasi seni di kalangan anak muda. Mereka membentuk Geunta Aceh Community pada 2012, komunitas yang mengajarkan musik dan tari tradisi. Ia juga membina di Sanggar Meuligoe Lhokseumawe, sanggar seni milik Pemkot Lhokseumawe.(*)
• Puskesmas Johan Pahlawan Tutup, Setelah Petugas Terpapar Covid-19, dan 18 Petugas Lainnya Reaktif
• Tugu Selamat Datang Kualasimpang jadi Ikon Baru Objek Wisata yang Digemari Warga
• Beredar Surat Pengunduran Diri 17 Dokter di RSUD Sigli, Begini Respons Manajemen Rumah Sakit