Donald Trump Ceritakan Kekejaman Kim Jong Un: Jasad Pamannya yang Tak Berkepala Dipamer ke Publik

Trump mengklaim, Kim Jong Un menunjukkan jenazah sang paman yang tak berkepala di hadapan publik.

Editor: Amirullah
AFP / SAUL LOEB
Presiden AS Donald Trump (kanan) saat bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura, 12 Juni 2018 lalu. (AFP / SAUL LOEB) 

SERAMBINEWS.COM - Korea Utara selama ini dikenal sebagai negara yang sangat tertutup.

Sang Pimpinan Tertinggi Kim Jong Un pun dikenal sebagai sosok diktaktor yang kejam.

Salah satu bukti kekejaman Kim Jong Un baru-baru ini diceritakan oleh Presiden AS Donald Trump.

Trump mengklaim, Kim Jong Un menunjukkan jenazah sang paman yang tak berkepala di hadapan publik.

Jang Song Thaek, salah satu figur berpengaruh di Korut, menjadi korban pembersihan yang dilakukan Kim pada 2013 atas tuduhan korupsi dan pengkhianatan.

"Kim memberitahukan kepada saya semuanya. Semuanya," kata Trump kepada jurnalis The Washington Post Bob Woodward, berdasarkan buku terbarunya Rage.

Turki Kecam Normalisasi Hubungan Bahrain-Israel: Upaya Pendudukan Palestina Secara Permanen

Pasangan Ini Rela Habiskan Rp 1,4 Miliar, Demi Umumkan Jenis Kelamin Anak di Menara Burj Khalifa

"Dia membunuh pamannya dan kemudian menempatkan jenazahnya di dudukan," kata dia, merujuk ke gedung yang digunakan pejabat senior Korea Utara.

"Kepalanya tidak ada. Dia menaruhnya di bagian dada," jelas presiden 74 tahun kepada Woodward itu seperti diberitakan AFP Jumat (11/9/2020).

Pyongyang tidak pernah membeberkan seperti apa eksekusi terhadap paman Kim Jong Un, kecuali laporan dia ditembak dengan senjata anti-pesawat.

Karena itu pernyataan Trump, untuk menunjukkan sedekat apa hubungannya dengan Kim, adalah yang pertama memaparkan seperti apa detil eksekusinya.

Wawancara kemudian berlanjut di mana presiden ke-45 AS itu menjelaskan mengenai upaya denuklirisasi yang mengalami kebuntuan.

Mulai 15 September 2020 Ponsel Black Market Akan Diblokir, Cek HP Anda Termasuk atau Tidak

Hentikan Sekarang Juga, Ini Bahaya Tidur dengan Kipas Angin Menyala, Kesehatan Anda Terancam

Pertemuan keduanya dengan Kim di Hanoi, Vietnam, pada Februari 2019 itu berakhir dengan kegagalan karena dua pihak memaksakan argumen denuklirisasi mereka.

Korut meminta agar sanksi terlebih dahulu dicabut sebelum mereka melucuti senjata nuklir mereka, permintaan yang ditolak oleh Washington.

Saat pertemuan itu, delegasi penganut ideologi Juche tersebut menawarkan untuk melucuti fasilitas nuklir mereka di Yongbyon.

Namun merujuk pada keterangan ahli, Korea Utara jelas mempunyai fasilitas uji coba lain, sehingga Trump pun meminta lima situs diserahkan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved