Luar Negeri

Iran Kutuk Bahrain Buka Hubungan Diplomatik dengan Zionis, Sebuah TIndakan Memalukan

Pemerintah Iran, Sabtu (11/9/20200 mengecam keras Bahrain yang menormalisasi hubungan dengan Israel.

Editor: M Nur Pakar
AFP/POOL/Mandel NGAN, Abir SULTAN
Foto gabungan memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan (kanan) Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa. 

SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Pemerintah Iran, Sabtu (11/9/20200 mengecam keras Bahrain yang menormalisasi hubungan dengan Israel.

Teheran menyebutnya hal itu sebagai langkah memalukan bagi negara Teluk itu, lansir AP, Sabtu (11/9/2020).

Pengumuman Bahrain, Jumat (10/9/2020) menyusul kesepakatan normalisasi serupa bulan lalu oleh Uni Emirat Arab.

Pembentukan hubungan penuh kedua negara Arab dengan Israel adalah bagian dari dorongan yang lebih luas oleh Presiden Donald Trump.

Dimana untuk menemukan kesamaan dengan negara-negara yang berbagi kewaspadaan AS terhadap Iran.

Saingan berat Teheran, Arab Saudi mungkin juga hampir mencapai kesepakatan.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan normalisasi Bahrain akan menjadi sejarah bagi rakyat Palestina yang tertindas dan tertindas selamanya.

Pengawal Revolusi paramiliter Iran juga mengecam langkah Bahrain dengan menggunakan bahasa yang serupa.

Menyebut sebagai pengkhianatan terhadap rakyat Palestina.

Bahkan ancaman terhadap keamanan di Asia Barat dan dunia Muslim.

Perjanjian oleh UEA dan Bahrain merupakan kemunduran bagi para pemimpin Palestina.

Dimana telah mendesak negara-negara Arab untuk menahan pengakuan sampai Palestina mendapatkan negara merdeka.

Palestina telah melihat erosi dalam dukungan Arab yang pernah bersatu, salah satu kartu yang masih mereka pegang sebagai pengaruh terhadap Israel.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri juga mengatakan pemerintah Bahrain dan pemerintah pendukung lainnya akan dimintai pertanggungjawaban.

Atas setiap tindakan Israel yang menyebabkan ketidakamanan di kawasan Teluk Persia.

Bahrain terletak di lepas pantai Arab Saudi, dan merupakan salah satu negara terkecil di dunia, hanya sekitar 760 kilometer persegi.

Lokasi Bahrain di Teluk Persia telah lama menjadikannya perhentian perdagangan dan posisi pertahanan angkatan laut.

Pulau ini adalah rumah bagi Armada ke-5 Angkatan Laut AS dan pangkalan angkatan laut Inggris yang baru dibangun.

Seperti Iran, penduduk Bahrain adalah mayoritas Syiah, dan negara itu telah diperintah sejak 1783 oleh keluarga Sunni Al Khalifa.

Sejak Revolusi Islam 1979 Iran, penguasa Bahrain menyalahkan Iran karena mempersenjatai militan di pulau itu.

Iran membantah tuduhan tersebut.

Mayoritas Syiah Bahrain menuduh pemerintah memperlakukan mereka seperti warga negara kelas dua.

Kaum Syiah bergabung dengan aktivis pro-demokrasi untuk menuntut lebih banyak kebebasan politik pada tahun 2011.

Ketika protes Musim Semi Arab melanda Timur Tengah yang lebih luas.

Pasukan Saudi dan Emirat akhirnya membantu meredam demonstrasi dengan kekerasan.(*)

Turki Kecam Normalisasi Hubungan Bahrain-Israel: Upaya Pendudukan Palestina Secara Permanen

Dua Faksi Palestina Melakukan Pertemuan Bersejarah Dengan Wajah Tersenyum

Dewan Kerjasama Teluk Menuntut Permintaan Maaf dari Pemimpin Palestina

-

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved