Update Corona di Aceh
Instalasi Cuci Darah RSUZA Ditutup Sementara, Pasien Sudah Diedukasi, Emergency Tetap Dilayani
Menurut sang dokter yang bernama Abdullah jika seorang pasien tertinggal 1 x HD hal itu tidak memberikan efek buruk terhadap si pasien.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Di luar semua itu, ada juga alasan yang sangat manusiawi yang didapat Azhar saat bertanya kepada kepala instalasi HD mengapa pelayanan harus dihentikan sementara.
Ternyata, "Perawatnya sudah nangis-nangis ketakutan terpapar Covid, sehingga mereka minta izin tidak operasionalkan HD tiga hari."
"Nah, karena semua aspek sudah dipertimbangkan, makanya kita tutup selama tiga hari. Insyaallah Kamis sudah buka kembali," kata Azharuddin.
Menurut Azhar, tutupnya sementara instalasi HD tersebut perlu juga untuk menyadarkan masyarakat agar semuanya mematuhi protokol kesehatan, sehingga efek tularnya bisa hilang atau minimal.
"Sangat dahsyat akibatnya jika petugas bertumbangan lantaran positif Covid.
Efek lanjutan akan dirasakan oleh masyarakat, khususnya kelompok yang sangat rentan terhadap Covid, ya seperti mereka yang rutin seminggu dua kali ke RSUZA untuk cuci darah itu," demikian Dr Azharuddin.
Sejak Covid-19 melanda Aceh Maret lalu baru kali ini Instalasi Hemodialisis RSUZA ditutup sementara.
Biasanya hanya instalasi gawat darurat (IGD) yang tutup 3-4 jam untuk proses strelisasi atau penyemprotan disinfektan setelah ada pasien atau staf IGD yang positif atau berkontak erat dengan pasien Covid-19.
Tak perlu panik
Dr Azharuddin menambahkan, mulai Senin siang para pasien yang harus cuci darah di Instalasi Hemodialisis RSUZA sudah diedukasi.
Kepada mereka sudah diterangkan dengan jelas agar tidak panik selama Instalasi Hemodialisis (HD) di RSUZA tidak beroperasi tiga hari.
Lagi pula, secara medis pasien yang tidak menjalani cuci darah satu kali dalam siklus yang seharusnya tidak berakibat fatal bagi dirinya.
"Kita harapkan ini solusi yang terbaik buat sementara," kata Azharuddin.
Poli gigi tetap buka
Menjawab desas-desus bahwa poliklinik gigi di RSU milik Pemerintah Aceh itu juga kini tutup karena pegawainya ada yang positif Covid, Azharuddin membantahnya.
"Kalau poli gigi tetap buka kok. Sudah diatur oleh kepala instalasinya. Staf akan bergiliran jalankan tugas maupun yang harus isolasi mandiri. Tenaga kesehatan di poli gigi masih cukup," terangnya. (*)