Berita Aceh Barat Daya
Keputusan Ibu dan 7 Anak Untuk Masuk Islam, Mengundang Simpati di Abdya Maupun di Aceh Selatan
Keputusan seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), meninggalkan keyakinannya untuk ..
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Jalimin
Prosesi pensyahatan berlangsung di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Abdya.
Ikrar syahadat dipandu Drs Said Firdaus, Imam Masjid At-Taqwa setempat.
Tujuh anaknya yang mengucapkan syahadat masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4), Imel Gea (3 tahun)
Ikrar syahadat, dihadiri Ketua MPU Abdya, Tgk Muhammad Dahlan, Ketua Baitul Mal Abdya, Wahyudi Satria SPI, Camat Manggeng, Hamdani SE bersama Anggota Muspika serta puluhan tokoh dan masyarakat Manggeng.
Fatimah Telaum Banua kurang lancar berbahasa Indonesia, sehingga sang abang, Arbulan bersedia memberikan keterangan tentang perjuangan adeknya yang dikatakan sangat luar biasa untuk menjadi muslimah.
“Adek saya ini sejak lahir bergama Islam dengan nama Fatimah. Pindah keyakinan saat menikah dengan suami nonmuslim, namanya tidak berubah. Kami empat bersaudara, yang bungsu Fatimah,” kata Arbulan kepada Serambinews.com, Senin (14/9/2020).
Arbulan sudah enam tahun tinggal di Desa Ujong Blang (kuburan syahid), Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.
Sebelumnya, ia juga bertahun-tahun tinggal secara berpindah-pindah di Kecamatan Manggeng, Abdya, antara lain di Desa Padang dan Kampung Teungah.Sehari-hari Arbulan kerja serabutan.
Arbulan mengaku sudah 20 tahun tidak pernah bertemu dengan Fatimah.
Keinginan bertemu dengan sang adek terus diusahakan, akhirnya ada titik terang dengan bantuan seorang teman facebook di Sibolga.
Bantuan teman di Sibolga itu, Arbulan berhasil memperoleh nomor telepon Fatimah sehingga bisa komunikasi dengan Fatimah, setelah 20 tahun tidak pernah bertemu.
Melalui saluran telpon, Fatimah sempat curhat kepada Arbulan, tentang kehidupan keluarganya.
Anak-anak perempuan tujuh orang dikatakan tidak bersekolah, kecuali anak nomor 5 laki-laki bersekolah SMP dan tinggal dengan orang lain di Padang Sedempuan.
Tempat tinggal Fatimah dan keluarga sangat terpencil dalam kawasan hutan.
“Adek saya ini dan keluarga tinggal di kawasan hutan kawasan Desa Mursa, jaraknya satu hari naik mobil dari Padang Sidempuan. Dari pusat Desa Mursa, harus jalan kaki selama 4 jam baru mencapai lokasi tempat tinggal Fatimah,” papar Arbulan.