Berita Aceh Barat Daya

Satu Keluarga Tempati Gubuk Pinggir Jalan, Delapan Mualaf Ikut Berteduh

Satu keluarga, suami bersama istri dan dua anak, penduduk Kecamatan Manggeng Aceh Barat Daya (Abdya) menempati gubuk pinggir jalan nasional

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: M Nur Pakar
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Gubuk sebagai tempat tinggal keluarga Arbulan di pinggir jalan nasional, Desa Ujong Blang, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, Kamis (17/9/2020) 

Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Satu keluarga, suami bersama istri dan dua anak, penduduk Kecamatan Manggeng Aceh Barat Daya (Abdya) menempati gubuk pinggir jalan nasional

Mereka sudah hampir enam tahun menempati gubuk di Labuhan Haji Aceh Selatan.

Sang suami, Arbulan Telaum Banua (46) bersama istri Syamsidar dan dua anaknya, Saumi Rahmadani, siswi kelas III SMP dan M Thavid siswa kelas I SMP di Manggeng, menempati pondok 2,5 meter x 6 meter.

Gubuk tidak layak sebagai tempat tinggal itu berdiri di atas berem jalan yang diapit saluran irigasi dengan tanah milik almarhum Teuku Jakfar.

Lokasi gubuk tersebut di Dusun Ujong Blang, Desa Kuta Trieng., Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan atau perbatasan dengan Kabupaten Abdya.

Arbulan asal Tapanuli, Sumut menikahi Syamsidar, perempuan asal Desa Tengah, Manggeng, Abdya.

Awalnya, pasangan ini tinggal di rumah mertua, kemudian berpindah-indah tempat tinggal dalam kawasan Kecamatan Manggeng, antara lain di Desa Paya dan Desa Padang.

“Kami sekeluarga masih warga Desa Padang, Manggeng, Abdya," kata Arbulan kapada Serambinews.com, Jumat (18/9/2020) sore.

Gubuk tempat tinggal Arbulan dibangun dari bahan kayu bulat dan pohon pinang, beratap daun rumbia sehingga jauh dari sebuah rumah layak huni.

Awalnya gubuk tersebut sebagai tempat jual eceran minyak, kemudian dijadikan tempat tinggal bersama keluarganya.
Arbulan mengaku tidak ada tanah untuk membangun rumah tempat tinggal.

Meski tinggal sementara di lokasi berbeda kabupaten, jarak tempat tinggal Arbulan di kawasan Aceh Selatan dengan kampung asal istrinya di Manggeng Abdya hanya berjarak sekitar 6 km.

Gubuk disekat dengan triplek dan terpal plastik menjadi ukuran ruangan tempat tidur.

Sisanya, dibiarkan ruang terbuka berlantai papan sebagai tempat duduk siang hari, sekaligus sebagai tempat memasak.

Sedangkan kompor untuk memasak dan tempat cuci piring di atas saluran irigasi persis di samping gubuk.

Arbulan bersama Syamsidar dikaruniai tiga putra putri. anak tertua, Muhammad Yahya, tidak tamat SMA, sekarang tinggal bersama kakak ipar Arbulan di Desa Tengah, Manggeng, Abdya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved