Berita Banda Aceh

Pakar Pertanian Jerman Kemukakan Konsep Spot Farming Dalam ICATES 2020, Begini Penjelasannya

Hal ini disampaikannya saat menjadi Keynote Speaker dalam The 2nd International Conference on Agricultural Technology, Engineering, and Environmental

Penulis: Mursal Ismail | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Pembukaan The 2nd International Conference on Agricultural Technology, Engineering, and Environmental Sciences (ICATES) 2020 secara virtual. Acara ini diselenggarakan Teknik Pertanian Unsyiah bekerja sama Universiti Malaysia Pahang, Politeknik Aceh Selatan (Poltas), dan Pusmeptan Unsyiah, Senin (21/9/2020). 

Hal ini disampaikannya saat menjadi Keynote Speaker dalam The 2nd International Conference on Agricultural Technology, Engineering, and Environmental Sciences (ICATES) 2020 atau ICATES II. 

SERAMBINEWS.COM,BANDA ACEH - Pakar Pertanian Jerman, Prof Dr Jens K Wegener, mengemukakan konsep spot farming. 

Hal ini disampaikannya saat menjadi Keynote Speaker dalam The 2nd International Conference on Agricultural Technology, Engineering, and Environmental Sciences (ICATES) 2020 atau ICATES II. 

ICATES II ini dilaksanaan Teknik Pertanian Unsyiah bekerja sama Universiti Malaysia Pahang, Politeknik Aceh Selatan (Poltas), dan Pusmeptan Unsyiah, Senin (21/9/2020). 

ICATES ini digelar secara virtual melalui aplikasi zoom yang diikuti peserta dari berbagai perguruan tiggi, profesional, dan paktisi sejumlah negara. 

Antara lain dari Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Thailand, dan Jepang.

Untuk memperlancar jalannya acara ini, panitia memandu dan mengaturnya di Hotel Oasis, Banda Aceh, yang hanya diikuti beberapa orang dengan tetap mengikuti Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19. 

Alasan Ammar Zoni dan Irish Bella Beri Nama sang Putra Air Rumi Akbar 1453

Polisi Tangkap 7 Pemerkosa Mahasiswi di Hotel, Satu Perempuan, Korban Dirudapaksa saat Mabuk

Serambi Indonesia Fokus Menggarap Even Secara Virtual

Prof Wegener yang juga Head of Institute for Application Techniques in Plant Protection, Julius Kühn Institute, Braunschweig, Germany, menjelaskan tentang spot farming.

Menurutnya spot farming merupakan alternatif meningkatkan produksi pertanian masa depan.

"Konsep ini fokus terhadap cara bercocok tanam, sosial dan ekologi, dengan mengklasifikasikan lahan pertanian menjadi beberapa spot sesuai karakteristiknya.

Proses ini secara keseluruhan dikerjakan dengan otomasi robotika.

Hasilnya dapat meningkatkan input agronomis serta meningkatkan produksi, seperti pembibitan, pemupukan, penggunaan pestisida, dengan menerapkan pertanian presisi," kata Wegener. 

Hal ini sebagaimana dikutip panitia acara ini dari Prodi Teknik Pertanian Unsyiah yang dikirim kepada wartawan di Banda Aceh, Senin (21/9/2020). 

Masih menurut Wegener, spot farming juga memperhatikan lanskap yang mempunyai potensi biodiversitas yang tinggi dan elemen struktural lainnya. 

Selain itu, juga memperhatikan tingkat penerimaan masyarakat (sosial budaya) untuk mencapai intensifikasi pertanian berkelanjutan.

Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof Dr Samsul Rizal, dalam sambutannya saat membuka acara ini mengatakan di era revolusi industry 4.0 ini konsep pertanian berkelanjutan harus dibangun dengan berbagai aplikasi teknologi. 

Dengan demikian produktivitas dan kualitas hasil pertanian meningkat. 

"Di samping itu, kita juga perlu memotivasi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian dan mengubah paradigma petani tradisional menjadi petani modern.

Kolaborasi keilmuan dalam ICATES ini menjadi kunci untuk untuk mencapai hal tersebut," kata Samsul Rizal.

Sedangkan Ketua Jurusan Teknik Pertanian Unsyiah Dr rer Hort Indera Sakti Nasution menyatakan kegiatan ini untuk kedua kalinya mereka laksanakan. 

Tahun ini kita mengambil tema, “Emerging Novel Research in Agriculture, Engineering, and Environmental Sciences”.

"Melalui forum ini, kita menghimpun para ilmuan dari berbagai negara dan menghimpun hasil-hasil riset yang dapat kita adaptasi untuk melakukan percepatan dalam membangun pertanian kita berbasis aplikasi teknologi.

Selain itu, juga memperluas berbagai kerja sama dengan universitas di dalam dan luar negeri," kata Indera Sakti Nasution. 

Selanjutnya Ketua Panitia Penyelenggara ICATES, Dr Ichwana, ST, MP, menjelaskan konferensi kali ini ini diikuti antara lain 170 partisipan.

"Alhamdulillah acara secara virtual ini berjalan lancar, mulai dari paparan Keynote Speaker, Prof Dr Jens K Wegener dari Jerman. 

Kemudian dilanjutkan dengan invited speakers Prof Dr Lilik Sutiarso, M Eng dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia; Dr rer nat, Shahril Anuar Bahari dari Universiti Teknologi Mara, Malaysia.

Selanjutnya Dr Amro Babiker Hasan Eltayeb dari King Saud University, Saudi Arabia," kata Dr Ichwana.

Dr Ichwana menambahkan hasil pertemuan ini serta artikel ilmiahnya akan mereka terbitkan dalam IOP conference series berindeks scopus dan google scholar. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved