Luar Negeri

Empat Tentara Kamerun Dipenjara, Terbukti Membunuh Wanita dan Anak-Anak Pada 2015

Empat tentara Kamerun dijatuhi hukuman 10 tahun penjara seusai terbukti menembak mati dua wanita dan dua anak-anak pada 2015.

Editor: M Nur Pakar
FOTO: BBCNews
Seorang tentara menggiring seorang wanita yang menggendong anaknya sebelum ditembak mati di Kamerun pada 2015 

SERAMBINEWS.COM, YAOUNDE - Empat tentara Kamerun dijatuhi hukuman 10 tahun penjara seusai terbukti menembak mati dua wanita dan dua anak-anak pada 2015.

Pembunuhan itu terekam dalam video yang beredar pada tahun 2018, yang menunjukkan para korban ditutup dengan tudung dan ditembak.

Pemerintah awalnya menganggap rekaman itu sebagai "berita palsu", tetapi kemudian menangkap tujuh tentara.

Investigasi oleh wartawan BBC Africa Eye, Senin (21/9/2020) menunjukkan insiden tersebut terjadi di sebuah desa di ujung utara Kamerun.

Itu juga mengidentifikasi tiga tentara yang menarik pelatuknya.

Dalam video tersebut, tentara terlihat menuduh para wanita tersebut terlibat dengan Boko Haram.

Kasus Virus Corona Arab Saudi Sudah Dibawah 500 Orang Per Hari, Untuk Pertama Kalinya Dalam 5 Bulan

Sebuah kelompok militan Islam yang mmberontakan di negara tetangga Nigeria telah menyebar ke seberang perbatasan.

Para korban, termasuk bayi yang diikat di salah satu punggung perempuan, kemudian digiring ke jalan berdebu, ditutup matanya dan ditembak 22 kali.

Dari tujuh orang yang diadili oleh pengadilan militer di ibu kota Yaoundé, dua dibebaskan.

Selain empat tentara yang menerima hukuman 10 tahun penjara karena melakukan pembunuhan atau terlibat di dalamnya,

Seorang tentara kelima dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena merekam dan berbagi rekaman kejadian tersebut.

Investigasi BBC menunjukkan insiden tersebut mendapat perhatian internasional dengan utas Twitter yang menjelaskan cerita tersebut mendapatkan jutaan penayangan .

FBI Tangkap Pengirim Amplop Berisi Racun ke Presiden Donald Trump, Ternyata Seorang Wanita

Bangsa itu terkejut ketika video itu pertama kali terungkap pada tahun 2018, tetapi pemerintah dengan cepat menyangkal.

Awalnya, juru bicara pemerintah mengatakan film tersebut diambil di Mali dan seragam yang diperlihatkan dalam rekaman itu bukan yang digunakan oleh tentara di Kamerun.

Tetapi seiring dengan bertambahnya bukti, semakin sulit untuk menyangkal.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved