Luar Negeri
Arkeolog Temukan 27 Peti Mati Terkubur 2.500 Tahun di Komplek Makam Firaun Mesir
Para arkeolog di Mesir telah menemukan 27 peti mati yang terkubur 2.500 tahun lebih di komplek pemakaman Firaun.
SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Para arkeolog di Mesir telah menemukan 27 peti mati yang terkubur 2.500 tahun lebih di komplek pemakaman Firaun.
Sarkofagus ditemukan di situs Saqqara di Provinsi Giza, Selatan Ibu Kota Mesir, Kairo.
Pejabat barang antik Mesir percaya penemuan itu merupakan yang terbesar dari jenisnya di wilayah tersebut.
Saqqara adalah kuburan aktif selama lebih dari 3.000 tahun dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, lansir AFP, Rabu (23/9/2020).
Studi awal menunjukkan peti mati dan kain kafan di dalamnya tetap tertutup rapat sejak penguburan, menurut Kementerian Purbakala Mesir.
Penemuan itu adalah bagian dari penggalian Mesir di daerah Saqqara yang menggali sumur sedalam 11 meter berisi peti mati kayu berwarna-warni yang ditumpuk di atas satu sama lain bersama dengan artefak kecil lainnya.
• Penyanyi Little Mix Jade Thirlwall Asal Mesir Mencoba Lebih Terhubung dengan Akar Arabnya
Khaled Al-Anani, Menteri Barang Antik Mesir, menunda pengumuman penemuan itu sampai dia dapat mengunjungi situs itu sendiri.
Dia berterima kasih kepada tim karena bekerja dalam kondisi sulit.
Ahmed Abdel Aziz, seorang profesor arkeologi Fir'aun di sebuah universitas swasta, mengatakan:
“Penemuan baru ini bukanlah yang pertama di wilayah arkeologi Saqqara."
"Penemuan arkeologi telah meningkat selama beberapa tahun terakhir yang menarik perhatian ke wilayah ini."
"Ini mendorong banyak misi arkeologi dari banyak negara untuk bekerja di wilayah ini."
"Mencoba menyelidiki kedalaman wilayah ini dan harta karun yang tersembunyi di dalamnya."
• Laporkan Kematian Tahanan Dalam Sel Polisi, Wartawan Mesir Ditangkap, Ini Tuduhannya
Al-Anani mengatakan peningkatan penemuan arkeologi dan jumlah proyek yang baru-baru ini dilaksanakan oleh Kementerian Purbakala dapat dukungan darin jalur politik dan pemerintah Mesir.
Dia menunjukkan pentingnya melanjutkan pekerjaan 300 misi arkeologi dari 25 negara setelah jeda beberapa tahun.