Tak Pakai Masker, Pria Ini Ngamuk saat Dirazia Petugas, Ancam Hancurkan Dunia

Seorang pria di Bekasi marah karena diberhentikan petugas karena tak memakai masker.

Editor: Amirullah
WARTA KOTA/RANGGA BASKORO
Pelanggar masker di Wisma Asri yang ancam hancurkan dunia, Rabu (23/9/2020). 

SERAMBINEWS.COM - Aksi pelanggar protokol kesehatan yang mengamuk kembali terjadi.

Seorang pria di Bekasi marah karena diberhentikan petugas karena tak memakai masker.

Peristiwa ini terjadi dalam operasi yustisi di perempatan Wisma Asri, Bekasi Utara, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020).

Diberitakan Wartakota, pria itu menuding petugas sebagai penghianat.

"Salah apa gue, cuman tidak menggunakan masker doang. Penghianat semua yang di sini," kata pria tersebut di lokasi.

Setelah didata, ia kembali bergumam dan mengancam akan menghancurkan dunia.

"Kalau perlu dunia gue ancurin, biar sekalian nih. Pengkhianat lo semua," ungkapnya.

Kisah Pria Sukses Turunkan Berat Badannya Hingga 47 Kilogram, Ini Rahasianya

Hari Ini, Giliran 225 Peserta Seleksi CPNS asal Bireuen Tes SKB di Lhokseumawe

Indonesia Resmi Dinyatakan Resesi, Dua Negara Asia Ini Malah Alami Kenaikan Ekonomi, Kok Bisa?

Berita Serupa: Penumpang KRL Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff

()Petugas menggunakan face shield dan masker di Stasiun Kota Bogor, Selasa (9/6/2020). Pihak stasiun menerapkan protokol kesehatan kepada petugas dan penumpang KRL commuter line untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Penumpang KRL Commuter Line mulai dilarang menggunakan masker scuba dan buff Senin kemarin, (21/9/2020),.

Masker scuba dan buff kurang efektif mencegah droplet atau cairan yang keluar dari mulut dan hidung.

Dua masker tersebut tidak bisa menutupi hidung dan mulut dengan sempurna.

Sebagai gantinya, mereka bisa menggunakan masker kain tiga lapis atau masker lainnya yang efektif.

Selain itu, para pengguna KRL juga harus menggunakan masker dengan benar, yakni masker menutupi hidung, mulut, hingga dagu.

"Para pengguna juga kami ajak untuk memperhatikan penggunaan masker yang benar, yaitu selalu menutupi hidung dan mulut hingga ke dagu," kata Anne, VP Corporate Communications KCI, dalam siaran resmi, Sabtu (19/9/2020), dikutip dari Kontan.

()Ilustrasi masker scuba yang banyak dijual di pasaran dan banyak dipergunakan oleh masyarakat. (TribunMataram.com)

Cacing Pita Sepanjang 5 Meter Keluar dari Dubur Sopir Taksi, Mengaku Suka Makan Daging Mentah

Dunia Kesehatan Kembali Berduka, Dokter Senior RSUD Langsa Meninggal Dunia akibat Covid-19

Razia Masker Scuba dan Buff akan Diberlakukan

Kota Bandung bakal adakan razia masker bagi warganya yang tak patuhi aturan protokol kesehatan.

Namun tak hanya razia masyarakat yang tidak pakai masker, petugas juga akan mengambil tindakan untuk warga yang memakai masker scuba dan buff.

Pasalnya, dengan meningkatnya angka penularan dan penyebaran Covid-19 kali ini, masker scuba dan buff dinilai tidak efektif.

Oleh sebab itu, Kota Bandung akan menerapkan pelarangan penggunaan masker buff dan scuba sebagai alat pelindung diri (APD) pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Petugas akan menyarankan penggunanya untuk mengganti dengan masker yang tepat yang kami bagikan. Namun, untuk selanjutnya, kami harapkan mereka mandiri karena kalau terus difasilitasi pemerintah, kami pun kewalahan dan anggarannya dari mana," ujar Ketua Harian Gugus Tugas Penangangan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, di Gedung DPRD Kota Bandung, Kamis (17/9/2020).

Ema mengatakan masa AKB yang diperketan ini juga menjadi momentum untuk memberikan tindakan tegas bagi setiap pelanggar protokol kesehatan.

Chechnya, Republik Islam Dalam Negara Rusia: Hidup Modern, Mode Kelas Atas dan Hukum Syariah

Di masa pengetatan AKB ini sudah tidak akan lagi ada tindakan yang bersifat persuasif atau ruang peringatan bagi para pelanggar seperti sebelumnya. Sekarang setiap pelanggaran akan langsung ditindak dengan penerapan sanksi agar memberikan efek jera," ujarnya.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyampaikan, masker scuba dan buff tersebut tak efektif digunakan sebagai APD.

Hal tersebut disampaikannya lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/9/2020).

Selain itu, kata Wiku, masker scuba biasanya mudah untuk ditarik ke leher sehingga penggunaannya tidak berarti.

Wiku menyatakan masker merupakan alat penting untuk mencegah penularan virus corona sehingga masyarakat perlu menggunakan masker berkualitas.

Masyarakat bisa mengenakan masker bedah atau masker kain yang terdiri dari tiga lapisan kain katun.

"Mengapa itu penting karena kemampuan menyaring partikel virus itu akan lebih baik dengan jumlah lapisan lebih banyak," ujarnya.
(Tribunnewswiki/Tyo/Nur/Kontan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Terjadi Lagi, Pelanggar Protokol Kesehatan Ngamuk saat Dirazia Petugas, Ancam Hancurkan Dunia

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved