Berita Aceh Tamiang
Sehari Sampah Plastik di Aceh Tamiang Capai 500 Kg, Jika Diolah Jadi Paving Block Sangat Efektif
Dalam sehari truk kita sepuluh kali bolak-balik membawa sampah dari tiga zona ini ke TPA,” kata Kabid Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Kegiatan ini sekaligus dalam rangka memeringati World Cleanup Day yang disepakati diperingati setiap tahun pada pekan ketiga September.
“Persolan sampah hari ini sangat serius, terlebih sampah plastik yang memang membutuhkan inovasi dalam penanganannya,” kata Kadis LH Aceh Tamiang, Sayed Mahdi kepada Serambinews.com, Minggu (20/9/2020).
Dalam simulasi ini Sayed dan timnya berhasil membuat 10 buah paving block dari limbah plastik.
Seluruh bahan pembuatan ini merupakan rakitan tim dari DLH Aceh Tamiang yang kemudian ditempah di tempat khusus.
“Misalnya tempat masaknya ini semacam dandang dan cetakan paving blocknya kita desain sendiri, walau akhirnya kita tempah sama ahlinya,” kata Sayed.
Setelah melalui proses pencairan menggunakan kompor, sampah plastik kemudian dimasukan ke dalam cetakan paving block.
Satu kilogram sampah plastik menghasilkan satu buah paving block.
Proses pencairan ini membutuhkan waktu lima hingga sepuluh menit, tergantung jenis plastik yang digunakan.
“Kami kebanyakan menggunakan plastik kantungan kresek karena memang saat ini tidak memiliki nilai ekonomis, makanya cepat.
Tapi kalau plastik botol minuman sedikit lebih lama karena keras,” ungkapnya.
Menurutnya kualitas paving block dari limbah plastik ini tidak kalah dari produk yang menggunakan bahan campuran semen.
Malahan Sayed menyebut racikan limbah palstik ini lebih kuat dan tidak akan pecah.
Sayed mengaku sudah menunjukkan hasil inovasi mereka kepada Bupati Mursil. Menurutnya, Mursil sangat mengapresiasi terobosan yang mereka lakukan dan didorong untuk melakukan produksi massal.
“Saat ini kami hanya memiliki lima cetakan. Sebelum melakukan produksi massal, kami akan menambah dulu cetakannya,” jelas Sayed. (*)