Luar Negeri
Campur Tangan Ankara Dalam konflik Kaukasia Selatan Ancam Kestablian Wilayah, Bakal Seperti Libya
Eskalasi konflik Azerbaijan dan Armenia yang terus meningkatkan dalam beberapa hari ini telah memicu kekhawatiran.
SERAMBINEWS.COM, JEDDAH - Eskalasi konflik Azerbaijan dan Armenia yang terus meningkatkan dalam beberapa hari ini telah memicu kekhawatiran.
Ankara menawarkan dukungan penuh kepada Azerbaijan yang merupakan kawasan Muslim.
Hal itubersama dengan laporan luas bahwa mereka telah mengatur aliran jihadis Suriah ke wilayah Azeri melalui Turki untuk meningkatkan ketahanan militer mitra regionalnya selama bentrokan tersebut, lansir ArabNews, Senin (28/9/2020).
Namun, setelah campur tangan kontroversialnya di Suriah, Irak, dan Libya, keterlibatan aktifnya dalam konflik di Kaukasus Selatan telah memicu kritik tentang seberapa jauh Ankara dapat memperluas ambisi regionalnya.
“Kami mengutuk keras serangan Armenia yang menyebabkan kerugian warga sipil dan itu jelas merupakan pelanggaran hukum internasional."
"Turki mendukung penuh Azerbaijan."
"Kami akan mendukungnya sesuka hati, ”bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki pada Minggu (27/9/2020).
Pejabat Armenia telah lama mengklaim beberapa pasukan Turki tetap berada di Azerbaijan baru-baru ini setelah mereka pergi ke sana untuk kegiatan pengeboran bersama.
Sumber dari Tentara Nasional Suriah (SNA) dilaporkan mengumumkan bahwa hingga 1.000 jihadis dikerahkan ke Azerbaijan sebagai tentara bayaran.

• Armenia dan Azerbaijan Perang, Turki Siap Dukung Azerbaijan, Dunia Minta Dihentikan Segera
Sumber dari milisi Kurdi YPG Suriah melaporkan ratusan tentara bayaran Suriah dipindahkan melalui provinsi tenggara Turki, Kilis.
Hikmet Durgun, seorang jurnalis Turki, mengklaim militan SNA ini akan dikerahkan ke Nagorno Karabakh, wilayah sengketa yang terkurung daratan di Kaukasus Selatan.
Sumber yang dihubungi oleh Arab News juga mengklaim bahwa beberapa tentara bayaran diambil dari faksi yang didukung Turki di medan pertempuran Libya.
Tentara bayaran Suriah dikatakan direkrut melalui perantara badan intelijen Turki dengan gaji bulanan yang dijanjikan masing-masing 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 29 juta/bulan.
Mereka telah diangkut melalui pesawat kargo militer Turki ke kota-kota Azeri di Ganja dan Baku menggunakan wilayah udara Georgia.
“Sekitar sebulan yang lalu, rumor menyebar di WhatsApp di antara para pejuang SNA mereka dapat mendaftar untuk pergi ke Azerbaijan."