Jejak PKI di Aceh
Kisah Gembong PKI di Aceh, 3Tempat Ini jadi Saksi Bisu Pembantaian Anggota & Simpatisan PKI di Aceh
Yang membakar Masjid Bebesen, begitu diketahui orangnya langsung dihabisi di jalan, antaran bebesen dan Kampung Tan.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Pertama di bawah Lampahan di jambatan ke barak. Kedua di Totor Besi Soekarno dan tempat ketiga di Bur Lintang antara Isaq dan Takengon.
"Pada umumnya mayat mereka tidak dikuburkan, dihanyutkan ke sungai dan dilempar ke alur dalam di Bur Lintang."
"Suatu saat entah apa sebabnya di Takengon, Ketua GP Ansor dan sekretarisnya ditangkap dan ditahan dengan tahanan PKI di Kodim 0106 Aceh Tengah. Pimpinan PNI dan NU sibuk mengurusnya , untung saja belum sempat diangkut malam-malam untuk dihabisi," kisah Arifin Hasan.
Ia juga menceritakan pembunuhan liar juga terjadi di Buntul Temil. Tapi tidak jelas siapa pelakunya. Tahu-tahu paginya mayat tergeletak di jalan di bawah Kampung Asir-Asir.
"Yang membakar Masjid Bebesen, begitu diketahui orangnya langsung dihabisi di jalan, antaran bebesen dan Kampung Tan. Walaupun sudah disepakati bahwa setiap mau dihabisi harus diseleksi lebih dahulu. Ini keputusan Panca Tunggal dan Ketua Front Pancasila, yang aku jabat," kata Arifin Hasan.
Melihat situasi sudah begitu liar, Arifin Hasan lalu menghadap Komandan Kodim 0106 Aceh Tengah Syakur.
Dalam pertemuan itu keduanya sempat bertengkar.
Komandan Kodim itu ingin semuanya langsung dihabisi tanpa harus diseleksi.
Sebaliknya Arifin Hasan, minta agar dilakukan seleksi. mana yang benar-benar PKI mana yang tidak.
Beberapa hari setelah pertemuan itu, kisah Arifin Hasan, Komandan Kodim itu terkena hukuman, tersangkut PKI dan ditarik dari Takengon.
Arifin selanjutnya juga menyampaikan, ada lagi seorang Kepala Kejaksaan, namanya Abdullah yang pindah ke Kejaksaan Lhokseumawe.
Kabarnya jaksa itu melakukan bunuh diri setelah menembak jaksa yang memeriksanya.
Jaksa Abdullah ini banyak harta benda PKI yang diambil. Dalam catatannya di Panca Tunggal, ada enam toke Cina penyandang dana PKI di Aceh Tengah.
"Sekali, aku datang ke sebuah toko Cina tersebut. Tiba-tiba sang jaksa itu keluar dari ruang belakang dengan kantong celana dan baju penuh. Kuduga uang dalam kantong yang padat itu. Ia seperti malu-malu melihatku dan cepat-cepat keluar," tulis Arifin Hasan dalam bukunya.
Dua hari setelah malam 30 September 1965, dimana peristiwa terjadi mengguncangkan secara nasional, bahwa pimpinan TNI Angkatan Darat diculik PKI, dan PKI juga menguasai RRI serta mengumumkan Dewan Revolusi yang diketahui Kolonel Untung dari Cakrabirawa, bahwa pangkat tertinggi ABRI adalah kolonel, Arifin Hasan mengisahkan dirinya sengaja menjumpai Ketua PKI Aceh Tengah.