Luar Negeri
Suriah Sebut Turki Sponsor Utama Terorisme di Wilayahnya
Pemerintah Suriah, Sabtu (26/9/2020) menuduh Turki sebagai sponsor utama teroris di negaranya.
Al-Moallem menyatakan pemerintah Suriah tidak akan menyisihkan upaya untuk mengakhiri pendudukan dengan
segala cara yang mungkin di bawah hukum internasional dari pasukan Amerika dan Turki.
Pasukan AS dikerahkan di negara itu untuk melawan kelompok ISIS.
"Tindakan pasukan ini, yang dilakukan secara langsung atau melalui agen teroris mereka, milisi separatis, atau entitas yang dibuat dan tidak sah, adalah batal demi hukum, tanpa efek hukum," katanya.
Al-Moallem, yang juga wakil perdana menteri, mengecam sanksi AS, dengan mengatakan sanksi itu menghalangi pengiriman obat dan peralatan penyelamat jiwa selama pandemi.
• Israel Gempur Suriah dengan Serangan Udara, 11 Orang Tewas Termasuk Warga Sipil
Dia menyebut "Undang-Undang Perlindungan Sipil Caesar Suriah yang disahkan oleh Kongres AS sebagai tidak
manusiawi untuk mencekik warga Suriah.
Dia mencontohkan seperti George Floyd dan yang lainnya dicekik dengan kejam di Amerika Serikat, dan seperti Israel mencekik warga Palestina setiap hari".
Floyd, seorang kulit hitam yang diborgol, meninggal 25 Mei 2020 setelah seorang perwira kulit putih menggunakan lututnya di leher Floyd untuk menjepitnya ke tanah.
Petugas itu dituduh melakukan pembunuhan tingkat dua, pembunuhan tingkat tiga, dan pembunuhan.
Al-Moallem menyerukan kepada semua negara yang terkena sanksi sepihakdan yang menolak tindakan tersebut
untuk menutup rapat terhadap mereka dan mengurangi dampaknya terhadap rakyat kita ... melalui kerja sama, koordinasi,
dan cara politik, ekonomi dan komersial yang konkret."
Di bidang politik, dia mengatakan pemerintah Suriah berharap sebuah komite yang diberi tanggung jawab menyusun
konstitusi baru untuk negara itu akan berhasil.
Namun, katanya, ini hanya mungkin jika tidak ada campur tangan eksternal apapun dalam pekerjaannya dan oleh pihak manapun.(*)