Luar Negeri
Perang Armenia dan Azerbaijan Terus Berlanjut, Rusia Tawarkan Jadi Tuan Rumah Pembicaraan Damai
Rusia menawarkan diri menjadi tuan rumah yang dapat menjembatani pembicaraan untuk menyelesaikan perang antara Armenia dan Azerbaijan
SERAMBINEWS.COM, MOSKWA - Rusia menawarkan diri menjadi tuan rumah yang dapat menjembatani pembicaraan untuk menyelesaikan perang antara Armenia dan Azerbaijan terkait wilayah Nagorny Karabakh yang disengketakan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengajukan tawaran kepada pemerintah kedua negara yang mengklaim wilayah Nagorny Karabakh, seprti yang dilansir dari BBC pada Kamis (1/10/2020).
Lebih dari 100 orang telah tewas sejak Minggu (27/9/2020) di wilayah sengketa selama puluhan tahun di Nagorny Karabakh.
Ini adalah gejolak terburuk dalam beberapa tahun. Secara resmi bagian dari Azerbaijan, Nagorno-Karabakh dijalankan oleh etnis Armenia.
Pada Rabu, kantor Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, dia telah menelepon para menteri luar negeri Armenia dan Azerbaijan untuk mengatakan bahwa Rusia bersedia menjadi tuan rumah dialog penyelesaian sengketa.
Presiden Rusia Vladimir Putin membahas pertempuran itu dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam panggilan telepon terpisah.
Kedua pemimpin itu mengulangi seruan kekuatan dunia untuk gencatan senjata segera di sana.
Rusia adalah bagian dari aliansi militer Armenia dan memiliki pangkalan militer di negara tersebut.
Namun, ia juga memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Azerbaijan.
Armenia mendukung republik Nagorny Karabakh yang dideklarasikan sendiri, tetapi tidak pernah secara resmi mengakuinya.
Sehingga, tidak jelas apa yang memicu pertempuran kedua negara baru-baru ini.
Pada Rabu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev berjanji untuk terus berjuang sampai pasukan Armenia meninggalkan wilayah Nagorny Karabakh.
"Kami hanya punya satu syarat, yaitu angkatan bersenjata Armenia harus tanpa syarat, sepenuhnya, dan segera meninggalkan tanah kami," katanya.
Azerbaijan menerbitkan video tentang apa yang dikatakannya sebagai penghancuran 2 tank "musuh" dan mengatakan satu batalion Armenia telah melarikan diri dari daerah sekitar desa Tonashen.
Media Armenia mengatakan, 3 warga sipil tewas dalam serangan udara Azerbaijan di kota Martakert pada Rabu.