Luar Negeri
Perang Armenia dan Azerbaijan Terus Berlanjut, Rusia Tawarkan Jadi Tuan Rumah Pembicaraan Damai
Rusia menawarkan diri menjadi tuan rumah yang dapat menjembatani pembicaraan untuk menyelesaikan perang antara Armenia dan Azerbaijan
Kantor berita negara, Armenpress, mengatakan bahwa 7 warga sipil dan 80 personel militer telah tewas sejak pertempuran dimulai.
Kementerian pertahanan Armenia juga merilis gambar jet SU-25 Armenia yang dikatakan telah ditembak jatuh oleh F-16 Turki pada Selasa.
Turki, sekutu setia Azerbaijan, menolak tuduhan itu sebagai "propaganda murahan".
Seorang pejuang mengatakan kepada BBC Arab bahwa dia direkrut di Suriah utara minggu lalu dan dikirim melalui Turki untuk berperang dalam konflik tersebut.
Ilnur Cevik, penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menolak laporan itu sebagai "sama sekali tidak berdasar".
Konflik tersebut telah meningkatkan ketegangan antara sekutu NATO, Perancis dan Turki.
Perancis adalah rumah bagi banyak orang keturunan Armenia sementara Turki secara tradisional mendukung sesama bangsa Turki, Azerbaijan.
Pada Rabu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menuduh Perancis mendukung pendudukan Armenia di Azerbaijan.
Kemudian, Macron membalas dengan mengkritik pernyataan itu sebagai "pesan suka berperang" dari Turki "yang pada dasarnya menghilangkan hambatan Azerbaijan dalam merebut kembali Nagorny Karabakh".
"Dan itu tidak akan kami terima," tambahnya.
Setelah Macron dan Putin mengadakan pembicaraan, Kremlin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka telah membahas langkah-langkah masa depan yang dapat diambil oleh Kelompok Minsk dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) untuk membantu menyelesaikan konflik.
Grup Minsk didirikan pada 1992 dan diketuai oleh Perancis, Rusia, dan AS.
Azerbaijan Mengaku Bunuh dan Lukai 2.300 Tentara Armenia

Azerbaijan mengeklaim tak hanya menghancurkan sistem pertahanan S-300, tapi juga membunuh dan melukai 2.300 tentara Armenia di Nagorny Karabakh.
Dalam keterangan yang disampaikan kementerian pertahanan, ribuan tentara itu tewas atau terluka dalam perang yang pecah sejak Minggu (27/9/2020).