Berita Aceh Selatan
Warga Saran Alun–alun Kota Tapaktuan Dijadikan Lokasi Wisata Kuliner, Begini Tanggapan Kepala DLH
Sejumlah kalangan menyarankan Pemkab setempat memanfaatkan lokasi tersebut sebagai sentral Wisata Kuliner di Aceh Selatan.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
Sejumlah kalangan menyarankan Pemkab setempat memanfaatkan lokasi tersebut sebagai sentral Wisata Kuliner di Aceh Selatan.
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN – Alun–alun Kota Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, selama ini hanya dimanfaatkan untuk acara tertentu saja yang dalam setahun hanya satu atau dua kali.
Oleh karena itu, sejumlah kalangan menyarankan Pemkab setempat memanfaatkan lokasi tersebut sebagai sentral Wisata Kuliner di Aceh Selatan.
Pasalnya, lokasi tersebut dinilai sangat strategis karena di pinggir jalan nasional.
“Sebab lokasinya yang berada dipinggir jalan Nasional sangat memungkinkan mobil yang melintas di daerah tersebut untuk singgah di lokasi dimaksud.
Ini juga bisa menjadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat dan peningkatan PAD daerah dari restribusi,” kata Revan Kumbara, penggiat sosial di Aceh Selatan kepada Serambinews.com, Kamis (1/10/2020).
• Ingat Kasus Wanita Muslim Sedang Hamil Diinjak dan Dipukul Pria Australia? Pelaku Dihukum 3 Tahun
• Sempat Ditutup Karena Petugas Medis Positif Covid-19, Kini Puskesmas Blangkejeren Kembali Dibuka
• Denda Pelanggaran Protkes Kurang Efektif, Ini Penjelasan Kepala Sekretariat Gugus Tugas Covid-19
Menurutnya akan sangat sayang jika lokasi Alun – alun Kota Tapaktuan itu tidak dimanfaatkan secara maksimal.
“Saran kami, biarlah lokasi itu dimanfaatkan oleh pedagang untuk berjualan.
Dengan demikian kehadiran Alun–alun itu benar–benar bisa mendatangkan manfaat untuk masyarakat dan daerah ketimbang dibiarkan begitu saja.
Terlebih dengan adanya sentral kuliner di Tapaktuan suasana Ibukota juga akan terlihat lebih hidup,” saran Revan Kumbara.
Supaya acara Pemkab tidak terganggu atas hadirnya pedagang di lokasi itu, Revan menyarankan agar pedagang hanya dibolehkan memasang tenda bukan bangunan permanen.
Dengan demikian, ketika ada acara Pemkab, para pedagang bisa diminta berhenti sementara berjualan di lokasi itu.
“Pemkab juga bisa mengutip restribusi dari pedagang yang tentunya bisa menjadi PAD kita,” ujarnya.
Revi mencontohkan, suasana Kota Blangpidie hidup karena adanya sentral kuliner di depan Bank Aceh yang setiap malam ramai dikunjungi warga.
Demikian juga Kota Subulussalam yang memafaatkan alun – alunnya sebagai lokasi wisata kuliner.
“Jadi apa salahnya Alun–alun Tapaktuan di Jalan T Ben Mahmud itu kita manfaatkan sebagai sentral Kuliner Aceh Selatan, kan bisa lebih bermanfaat buat masyarakat dan daerah,” ungkapnya.
Tanggapan Kepala BPKD
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Aceh Selatan, Syamsul Bahri SH yang dikonfirmasi Serambinews.com terpisah mengaku sepakat dengan gagasan tersebut.
Sebab selain bisa membantu menghidupkan perekonomian masyarakat, juga menjadi sumber PAD melalui restribusi.
“Ya, saya sepakat, cuma pengelolaan Alun–alun Kota Tapaktuan itu di bawah Dinas Lingkungan Hidup,” kata Syamsul Bahri.
Terkait usulan Revan Kumbara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Selatan, Mirjas Syahputra S.Si, M.Si yang dikonfirmasi Serambnews.com terpisah juga mengaku sangat mendukung gagasan dan usulan tersebut.
Namun sebelum dilaksanakan, menurut Mirjas alangkah bagusnya didesain dulu tempatnya oleh Pemkab melalui Dinas terkait.
“Dulu sudah pernah kita bicarakan termasuk master plan dan desainnya. Harus kita desain dulu dimana tempat berjualan sehingga tidak menganggu tempat upacara.
Outletnya harus dibangun oleh Pemkab, sehingga terlihat cantik dan tertatar,” ungkap Mirjas.
Pada kesempatan itu, Mirjas juga mengaku bahwa DLH Aceh Selatan dulunya juga sudah pernah membicarakan hal itu dengan Disperindagkop Kabupaten Aceh Selatan.
Cuma program itu belum bisa terealisasi tahun ini karena anggaran sudah terpotong untuk penanganan Covid 19.
“Memang wacana dulu demikian, disamping sebagai lapangan juga sebagai tempat bemain,” ungkap Mirjas.
Terkait dengan usulan masyarakat tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Selatan, T Harida Aslim SE MM SE yang dikonfirmasi via telpon selulernya juga mengaku sangat sepakat dan mendukung usulan tersebut.
Menurutnya, itu usulan yang bagus agar Aceh Selatan memiliki sentral kuliner yang mudah dijangkau warga yang melintas di jalan raya. “Ya, kalau BPKD dan DLH sudah setuju kita juga sangat setuju,” T Harida Aslim.
Terkait dengan realisasinya, T Harida Aslim mengaku akan membicarakan lebih lanjut dengan Bupati dan dinas terkait sehingga program yang direncanakan itu benar – benar berjalan sesuai harapan.
“Ya betul, selain bisa memberdayakan ekonomi masyartakat juga menjadi sumber PAD dari hasil restribusinya, makanya kita juga sangat setuju,” T Harida Aslim.
Sementara itu, Kabid Perdagangan di Dinas Perindagkop dan UKM Aceh Selatan, Saipul Rahman SE saat ditanyai Serambinews.com terpisah mengaku bahwa dirinya juga sudah pernah membicarakan hal itu dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Selatan dan waktu itu Kepala DLH juga sepakat dengan gagasan tersebut.
“Dulu pernah kita bicarakan dengan Pak Mirjas, dan beliau juga sepakat. Ya, menurut saya itu program yang tepat supaya lokasi Alun– alun itu bisa terlihat lebih hidup dengan aktivitas masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, jika program itu dijalankan, pihaknya juga siap memfasilitasi tenda untuk para pedagang di lokasi Alun–alun Kota Tapaktuan tersebut.
Jika geliatnya sudah berkembang dan meningkat, Disperindagkop juga siap menyediakan Outlet untuk para pedagang.
“Ya, kalau ada masyarakat yang mau berjualan bisa kita fasilitasi tenda yang ukurannya bisa 5 orang pedagang,” pungkas Saipul. (*)